Cigna investasi US$ 20 juta untuk properti dan TI



JAKARTA. PT Asuransi Cigna merogoh kocek hingga US$ 20 juta untuk investasi properti dan teknologi informasi. Rencananya, investasi perusahaan asuransi jiwa tersebut akan mengalir ke gedung kantornya yang baru, serta untuk mengembangkan jalur distribusi lewat kanal digital.

Tim Shields, Direktur Utama Cigna mengatakan, pihaknya akan memindahkan kantor pusatnya ke Tempo Paviliun di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Lokasi kantor pusatnya barunya ini hanya berjarak sekitar 300 meter dari kantor pusat lamanya di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan.

"Selain itu, kami juga akan mengembangkan kanal digital untuk pemasaran produk asuransi. Saat ini, kami baru menawarkan informasi produk lewat kanal digital. Jalur distribusi itu pun sudah mampu berkontribusi hingga 5%, kami akan kembangkan lagi," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (13/2).


Rencana ekspansi bisnis Cigna itu bukan tanpa alasan. Perusahaan asuransi patungan yang berbasis di New York, Amerika Serikat tersebut mengincar pertumbuhan bisnis sebesar 25% di tahun kambing kayu ini. Target ini lebih agresif ketimbang pertumbuhan tahun lalu, yakni 12%.

Optimisme Shields bukan isapan jempol belaka, mengingat program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ikut membuka mata masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan bagi diri sendiri dan keluarga.

"Selama ini, fokus bisnis Cigna terletak pada asuransi kesehatan. Segmen kami pun banyak berasal dari asuransi kesehatan individu. Karenanya, kami optimistis, program wajib BPJS Kesehatan justru akan membuat masyarakat menyadari pentingnya asuransi," terang dia.

Sekadar informasi, lini bisnis asuransi tradisional masih mendominasi total bisnis perseroan, yaitu sebanyak 90%. Di antaranya sumbangsih terbesar masih berasal dari asuransi kesehatan. Dan, sisanya berasal dari asuransi jiwa berbasis investasi alias unitlink.

Adapun, jalur distribusi telemarketing dan bancassurance berkontribusi sebanyak 75%. Diikuti oleh face to face dan digital. "Jalur distribusi telemarketing masih akan menjadi primadona dalam memasarkan produk kami," imbuh Shields.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan