Cikarang Dry Port incar pengembangan pelabuhan darat di Banten



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Anak usaha PT Kawasan Industri Jababeka Tbk, yaitu PT Cikarang Inland Port berniat mengembangkan pelabuhan darat baru di sekitar Banten. Niat pengelola pelabuhan darat Cikarang Dry Port (CDP) ini ada, setelah melihat prospek bisnis pelabuhan darat yang semakin berkembang dan mampu bersaing dengan pelabuhan laut.

Tidak hanya di Banten, PT Cikarang Inland Port saat ini juga mengincar 3 wilayah lain di Pulau Jawa untuk dijadikan pelabuhan darat. “Ada sekitar 3 atau 4 tempat yang dijajaki, masih di Pulau Jawa,” kata Benny Woenardi, Managing Director Cikarang Dry Port, belum lama ini.

Benny yakin, prospek bisnis pelabuhan darat akan cerah ke depan. Apalagi kebutuhan akan layanan pelabuhan yang efisien semakin besar. Dia mencatat, pertumbuhan volume barang yang dilayani CDP pada semester I-2018 naik 27% dibandingkan periode sama tahun lalu, lebih tinggi dari target yang ditetapkan perusahaan sebelumnya.


Pertumbuhan volume pengiriman barang melalui CDP membuat tingkat keterisian ruang mencapai 80%. Untuk itu, CDP berencana melakukan ekspansi penambahan gudang penyimpanan. “Kami akan tambah sekitar 5-10 hektare dari total lahan CDP yang mencapai 200 hektare,” ucapnya. Dengan perluasan area penyimpanan, maka lahan yang terpakai akan mencapai 60% dari total lahan yang tersedia saat ini seluas 200 hektare.

Kenaikan volume terjadi seiring dengan kenaikan jumlah pelanggan yang dilayani oleh CDP sebesar 20% pada tahun ini. Pertumbuhan volume barang di CDP terutama dari operasional Pusat Logistik Berikut (PLB). CDP saat ini memiliki PLB untuk komoditas kapas dan mineral logam

Hingga kini total pelanggan CDP telah mencapai 700 perusahaan. Dari jumlah itu, sekitar 70% merupakan importir, dan 30% merupakan eksportir. “Pelanggan kami juga berasal dari berbagai daerah, ada yang sampai ke Tangerang dan Bogor,” paparnya.

Menurut Benny, kunci pertumbuhan bisnis CDP salah satunya karena waktu pengiriman barang yang efisien. Dia mencontohkan dari waktu pengiriman barang dari CDP ke dry port di Thailand hanya memakan waktu enam hari, dari yang biasanya 8-10 hari. Sedangkan waktu bongkar muat atau (dwelling time), tidak akan lebih dari dua hari.

Dengan waktu pengiriman yang makin cepat, dia bilang, ada penghematan biaya r 20%-40% yang dirasakan oleh pengguna jasa. “Pengiriman barang melalui dry port to dry port sudah kami lakukan ke Thailand sejak tiga tahun lalu. Kami juga sedang menjajaki kerjasama serupa untuk dry port di Vietnam dan Belanda,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa