KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cikarang Listrindo Tbk (
POWR) mulai melirik potensi bisnis
data center dengan cara menyuplai aliran listrik ke perusahaan-perusahaan pengembang
data center yang berada di wilayah operasional emiten berkode POWR tersebut. Christanto Pranata, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan POWR menyampaikan,
data center memegang peranan penting di era teknologi digital, sehingga tak sedikit perusahaan yang mengembangkan infrastruktur penyimpanan
data center di berbagai kawasan industri. “Banyak perusahaan bank, asuransi, dan perusahaan digital lainnya yang harus menyimpan data di Indonesia, sehingga industri
data center ini terus berkembang,” ungkap dia dalam paparan publik virtual, Selasa (23/11).
Baca Juga: Kinerja operasional Cikarang Listrindo (POWR) moncer hingga kuartal III 2021 Sampai kuartal III-2021, POWR mencatatkan daya tersambung industri
data center sebesar 62 MVA. Terdapat 4 perusahaan di bidang pengelolaan dan pengembangan
data center yang menjadi pelanggan POWR, yaitu PT DCI Indonesia Tbk, PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), PT NTT Indonesia, serta PT Princenton Digital Group. Hingga tahun 2022 mendatang, POWR menargetkan daya tersambung untuk industri
data center mencapai 160 MVA. Hal ini berbekal keunggulan POWR yang beroperasi di kawasan industri Cikarang yang lokasinya tidak jauh dari Jakarta. “Akan sangat menguntungkan bagi perusahaan ketika membangun
data center dengan pusat penggunanya di ibukota,” ujar Christanto.
Manajemen POWR pun optimistis memiliki ketersediaan listrik yang cukup untuk industri
data center. Asal tahu saja, sebenarnya POWR sempat memiliki dua kontrak Power Purchasing Agreement (PPA) dengan PLN sebanyak 300 MW. Salah satu kontrak PPA yang berkapasitas 150 MW tersebut telah berakhir pada penghujung 2019 lalu dan belum diperpanjang sampai saat ini. Dengan begitu, POWR memiliki kapasitas listrik ekstra yang belum terpakai. Alhasil, POWR dapat mengalihkan kapasitas listrik yang dulunya dijual untuk PLN kini ditujukan untuk pelanggan industri
data center. “Jadi kami bisa menjemput
demand listrik dari
data center tanpa perlu mengeluarkan capex yang besar. Sebab, pembangkitnya sudah ada, tinggal dialihkan saja,” tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .