KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (
ASHA) sedang dalam proses
book building dalam penawaran umum perdana saham alias
initial public offering (IPO). ASHA bergerak dalam bidang perdagangan besar hasil perikanan dan aktivitas
cold storage. Calon emiten ini berada dalam jajaran sektor
consumer non-cyclicals, dengan subsektor di
food retail & distributors. Merujuk prospektus perusahaan yang diterbitkan di e-ipo.co.id, ASHA menawarkan sebanyak-banyaknya 1,25 miliar saham baru atau 25% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran Rp 100 per saham-Rp 125 per saham.
Baca Juga: Cold Storage di Pelabuhan Perikanan Cilacap bantu serap ikan tangkapan nelayan kecil Dengan harga penawaran tersebut, ASHA mengincar dana sebesar Rp 125 miliar sampai dengan Rp 156,25 miliar. Dalam IPO ini, PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia dan PT KGI Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi efek. Nantinya seluruh dana yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, akan digunakan untuk keperluan berikut ini: Pertama, sebesar Rp 75 miliar akan dipakai sebagai modal kerja untuk pembelian persediaan ikan. Kedua, sebanyak Rp 28 miliar akan digunakan untuk pembelian 99,97% saham PT Jembatan Lintas Global (JLG) yang bergerak dalam bidang perikanan. "Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan, yang digunakan untuk biaya operasional kantor dan kapal," tulis prospektus ASHA, yang dikutip Jumat (22/4).
Baca Juga: Ada potensi gempa 8,8 SR dan tsunami setinggi 20 meter di selatan Jawa, ini kata BMKG Adapun perkiraan jadwal penawaran umum perdana saham ASHA adalah sebagai berikut:
- Masa penawaran awal: 22-27 April 2022
- Perkiraan tanggal efektif: 12 Mei 2022
- Masa penawaran umum: 13-18 Mei 2022
- Tanggal penjatahan: 18 Mei 2022
- Tanggal distribusi saham: 19 Mei 2022
- Tanggal pencatatan saham pada Bursa Efek Indonesia: 20 Mei 2022
Baca Juga: Habis-habisan, GoTo Borong 3,46 Miliar Saham GOTO, Sisa Amunisi Tinggal 92 Juta Saham Asal tahu saja, ASHA bergerak dalam bisnis perikanan, pengolahan ikan, pertambakan, galangan kapal, hasil ikan laut, serta memperdagangkan hasil tersebut khususnya untuk komoditas ekspor. Produk bahan baku perikanan ASHA berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga pembelian dari
supplier atau pihak ketiga. Dalam laporan keuangan yang tercantum dalam prospektus, per 31 Desember 2021 ASHA mencetak pendapatan sebesar Rp 168,40 miliar. Merosot 6,09% dibandingkan pendapatan pada tahun 2020, yang sebesar Rp 179,33 miliar. Meski begitu, ASHA berhasil menekan beban. Tercatat bahwa beban pokok pendapatan ASHA pada tahun lalu sebesar Rp 147,20 miliar atau 7,72% lebih kecil dibandingkan Rp 159,53 miliar pada tahun 2020.
Baca Juga: IHSG Ditutup All-Time High Lagi, Simak Prediksi Untuk Semester Pertama 2022 Alhasil, ASHA mengantongi laba kotor sebesar Rp 21,19 miliar hingga akhir tahun lalu. Tumbuh 7,02% dibandingkan laba kotor tahun 2020 dengan raihan Rp 19,80 miliar. Dari sisi
bottom line, ASHA berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 894,94 juta. Naik 39,26% ketimbang laba bersih tahun 2020 yang sebesar Rp 642,60 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati