CIMB menawarkan simpanan berbunga tinggi



JAKARTA. Di tengah mengetatnya likuiditas, beberapa bank gencar menghimpun dana masyarakat pada awal tahun ini. Salah satunya adalah Bank CIMB Niaga.

Selain deposito, bank yang kini dimiliki pemodal Malaysia tersebut gencar menawarkan hadiah langsung dan bunga menggiurkan pada produk tabungan. Namanya Tabungan Mapan Berhadiah.

Contohnya, dengan setoran awal hanya Rp 6,375 juta dan cicilan Rp 2,05 juta per bulan selama tiga tahun, nasabah bisa mendapatkan hadiah langsung berupa Samsung Galaxy Note 8. Tanpa ikut program hadiah langsung, nasabah Tabungan Mapan akan mendapatkan bunga 6,75% per tahun. "Jika ikut program berhadiah gadget, bunga tetap diberikan, namun besarannya berbeda. Bisa ditanyakan langsung ke cabang," ungkap seorang petugas call center CIMB Niaga. Promosi ini berlaku hingga 31 Maret 2014.


Adapun di produk deposito berjangka rupiah, CIMB menawarkan bunga di atas LPS rate, sebesar 7,75% untuk tenor 6 bulan dan 12 bulan. Syaratnya, nasabah menyimpan dananya di atas Rp 100 juta.

Sebelumnya, CIMB juga menawarkan deposito valas dengan bunga di atas LPS rate sebesar 1,5%. Berdasarkan keterbukaan informasi PT Indo Tambangraya Megah Tbk ke Bursa Efek Indonesia, produsen batubara itu menyimpan dana valas per 31 Desember 2013 senilai US$ 60,88 juta atau setara Rp 730,56 miliar di enam bank. Salah satunya adalah CIMB Niaga, yang memberikan bunga deposito valas sebesar 3% kepada Indo Tambangraya.

Agresivitas CIMB Niaga menghimpun DPK itu mengundang kecurigaaan mengetatnya likuiditas dana bank tersebut. Per kuartal III 2013, rasio kredit terhadap total DPK (LDR) CIMB Niaga sebesar 89,93%. Ini mendekati batas atas LDR yang ditentukan Bank Indonesia sebesar 92%. Tapi, posisi itu lebih rendah dibandingkan LDR CIMB Niaga per kuartal III 2012 yang sebesar 91,49%.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Arwin Rasyid, menyangkal dugaan itu. Kebijakan suku bunga simpanan rupiah maupun valas di atas LPS rate demi bertahan dalam persaingan industri perbankan. "Kami bukan sedang dalam likuiditas ketat. Memang kondisi bunga di pasar demikian. Jadi terpaksa kami ikut bank-bank lain," katanya kepada KONTAN, Minggu (19/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro