KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk melaporkan perolehan laba bersih konsolidasi pada kuartal III 2019 sudah menembus Rp 2,67 triliun. Realisasi tersebut tercatat baru tumbuh 3,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,59 triliun. Kendati demikian, berkat pencapaian tersebut pihaknya berhasil membukukan earning per share (ESPS) naik 3,3% dari Rp 103,99 menjadi Rp 107,44. Walau hanya tumbuh satu digit, Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan secara keseluruhan kinerja perusahaan terus naik dari tahun lalu.
Hal ini terlihat dari pendapatan operasional yang naik sebesar 6,8% secara
year on year (yoy). "Kenaikan tersebut dikontribusikan oleh pendapatan non-bunga atau
non interest income (NoII) dan pendapatan bunga bersih atau
net interest income (NII) yang masing-masing tumbuh 12,1% dan 5,1% yoy," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (31/10). Selain itu, di tengah tren persaingan bunga, CIMB Niaga mencatatkan pertumbuhan dari sisi
net interest margin (NIM) sebesar 25 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 5,37%. Sementara itu, merujuk pada paparan perusahaan tercatat total penyaluran kredit tumbuh sebesar 4,9% dari Rp 192,8 triliun per akhir September 2018 menjadi Rp 191,67 triliun di akhir September 2019.
Baca Juga: Bank CIMB Niaga konversi kantor cabang di Aceh jadi cabang syariah Pertumbuhan kredit ini antara lain disumbang oleh kredit korporasi, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kartu kredit yang masing-masing mencatat kenaikan sebesar 8,3%, 12,6% dan 11,3% secara tahunan. Bank bersandi saham BNGA ini juga ikut mencatat kenaikan kredit di segmen usaha kecil dan menengah sebesar 4,1% yoy. Kualitas kredit juga masih terjaga dengan baik, tercermin dari non
performing loan (NPL)
gross yang turun dari 3,41% menjadi 2,62%. Dalam rangka menjaga prinsip kehati-hatian, perseroan juga menambah rasio pencadangan alias hingga mencapai 111,86%, meningkat dari tahun sebelumnya di posisi 101,24%. Di sisi lain, perolehan dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga justru melambat dengan pertumbuhan negatif 2,1% yoy menjadi Rp 190,33 triiun. Hal ini utamanya disebabkan adanya penurunan dana mahal alias deposito sebesar 2,9% yoy dari Rp 90,85 triliun menjadi Rp 88,17 triliun. Selain itu, penurunan terbesar juga disumbang dari perolehan dana giro yang menyusut 8,9% secara tahunan menjadi Rp 45,73 triliun. Tigor menjelaskan, pihaknya memang tengah mendorong rasio dana murah alias
current account and saving account (CASA) di tahun 2019. Hal ini sejalan dengan pengembangan digital perseroan untuk meningkatkan kepuasan nasabah. "Tabungan mengalami pertumbuhan 5,9% yoy," jelasnya. Di segmen perbankan syariah, total pembiayaan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga mencapai Rp 31,1 triliun naik 29,1% secara yoy dengan DPK sebesar Rp 26,6 triliun atau tumbuh 21,1% yoy per 30 September 2019.
Baca Juga: Mau buka tabungan CIMB Niaga, bisa lewat Go Mobile "Sebagai bank syariah dengan layanan perbankan digital yang lengkap di Indonesia, CIMB Niaga Syariah menyediakan Quick Response Code (QR Code) untuk memudahkan masyarakat dalam membayar donasi zakat, infak, shadaqah, dan wakaf ke sejumlah lembaga mitra CIMB Niaga Syariah," ungkapnya. Untuk mendorong pertumbuhan bisnis syariah, CIMB Niaga bakal fokus memperbesar segmen konsumer dan UKM dan memperkuat struktur dana murah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi