CIMB Niaga Finance Akan Bagikan Dividen Tunai Rp 98,95 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) bakal membagikan dividen tunai senilai Rp 98,95 miliar. Langkah tersebut telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), akhir pekan kemarin.

Pembagian dividen tersebut setara dengan 30% dari laba bersih CIMB Niaga Finance tahun buku 2022. Di mana, tahun tersebut perusahaan mencatatkan kenaikan laba sebesar Rp 329,84 miliar atau naik 35,22% secara tahunan.

“Perseroan secara konsisten memberikan dividen selama lima tahun terakhir,” ujar Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman dalam keterangan tertulis (8/4).


Baca Juga: CNAF Targetkan Pembiayaan Tahun Ini Meningkat 15%-20%

Ristiawan menambahkan sisa laba bersih setelah dikurangi pembayaran dividen tunai, dibukukan sebagai laba ditahan untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.

Hingga akhir tahun 2022, CIMB Niaga Finance mencatatkan total booking mencapai Rp 7,88 triliun, meningkat 38,82% dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp 5,67 triliun. 

Sedangkan total aset kelolaan tahun 2022 mengalami pertumbuhan menjadi Rp 9,2 triliun, tumbuh 31,33% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp7,0 triliun.

Di tahun 2023, Ia bilang pihaknya akan melanjutkan berbagai insiatif digitalisasi yang telah dimulai pada tahun lalu, di mana fokus pengembangan digitalisasi pada tahun 2023 yaitu mengimplementasikan digital sales untuk menyederhanakan proses bisnis, meningkatkan kenyamanan pelanggan dan proses pengajuan pembiayaan.

Baca Juga: CIMB Niaga Finance Targetkan Pembiayaan Baru Rp 8,5 Triliun di Tahun Ini

Perusahan juga akan meningkatkan kolaborasi dengan induk perusahaan yaitu Bank CIMB Niaga dengan memaksimalkan pengembangan sistem digitalisasi dalam proses pemberian referral dari CIMB Niaga ke CIMB Niaga Finance; melanjutkan pengembangan digitalisasi pada aktivitas sales & collection.

“Kami optimis prospek usaha Perseroan pada 2023 semakin membaik walau terdapat tantangan makro ekonomi dam tantangan industri otomotif di tengah ancaman resesi akibat kondisi geopolitik,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .