CIMB Niaga mungkin revisi RBB, BII masih on track



JAKARTA. Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 menjadi 5,1% dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,4%. Sementara itu, secara kuartalan, setelah mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7% secara tahunan pada triwulan I-2015, bank sentral Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua, ketiga, dan keempat 2015 diperkirakan masing-masing mencapai 4,9% secara yoy, 5,3% secara yoy dan 5,4% secara yoy.

Revisi pertumbuhan ini, membuat perbankan turut merevisi pertumbuhan kreditnya. Salah satu bank yang akan merevisi sejumlah target-target kinerja tahun 2015 ini adalah Bank CIMB Niaga.

Chief Financial Officer Bank CIMB Niaga, Wan Razly Abdullah menuturkan, pihaknya akan men-submit revisi RBB pada akhir bulan Juni ini. "Peluang untuk revisi masih terbuka hingga akhir bulan ini," kata Wan Razly kepada KONTAN, Senin (1/6).


Salah satu kinerja yang akan direvisi, kata Wan Razly, adalah pertumbuhan kredit. Sebab, pertumbuhan kredit memasuki paruh pertama tahun 2015 ini, masih mengalami perlambatan. Besaran revisi yang akan dilakukan oleh CIMB Niaga, akan mengacu pada pertumbuhan ekonomi secara nasional.

"Kami masih akan mempelajari pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di level berapa," kata Wan Razly.

Oleh karena itu, CIMB Niaga masih enggan membeberkan angka revisi pertumbuhan kredit perseroan sepanjang tahun bershio kambing kayu ini. "Untuk besaran revisi target, masih dibicarakan dan belum ada finalisasi," jelasnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Ritel Banking Bank Internasional Indonesia (BII), Lani Darmawan mengungkapkan, pihaknya belum berencana untuk melakukan revisi secara financial atas rencana bisnis bank (RBB) yang disampaikan kepada regulator baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Bank Indonesia pada akhir tahun 2014 kemarin.

Meski begitu, Lani mengakui, terdapat gap di sisi total balance sheet dengan situasi ekonomi dan market yang masih melambat terutama pada triwulan I-2015. "Namun gap-nya tidak terlalu besar," ucap Lani.

Perseroan pun masih belum akan melakukan revisi atas target proyeksi dana pihak ketiga (DPK) yang akan dicapai BII tahun ini. Menurutnya, bank dengan kode saham BNII ini akan fokus untuk meraup dana yang relatif lebih murah yaitu current account and saving account (CASA) melalui metode cash management. "Serta melanjutkan payroll fokus yang hasilnya baik," ungkap Lani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto