CIMB Niaga Syariah butuh modal Rp 1,1 triliun



JAKARTA. Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) berencana menambah modal hingga Rp 1,1 triliun. Saat ini, posisi modal yang dimiliki CIMB Niaga Syariah masih Rp 850 miliar.Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, CIMB Niaga membutuhkan suntikan modal Rp 250 miliar. "Nanti kita dapat suntikan dari pemegang saham secara bertahap," ucap Senior Wakil Direktur Senior Head of Syariah Banking Commercial Banking & Syariah U. Saefudin Noer, Senin (18/3).Saat ini, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Niaga Syariah terjaga di posisi 12%. Tahun ini, CIMB Niaga akan berusaha menaikkan lagi posisi CAR-nya.Saefudin mengatakan, pihaknya membutuhkan tambahan modal ini karena penyaluran pembiayaan meningkat dratis. "Kita komitmen menaikkan permodalan sesuai dengan kenaikan pembiayaan," ucapnya.Tahun lalu, pembiayaan CIMB Niaga Syariah melonjak 133% dari Rp 3,2 triliun pada 2011 menjadi Rp 7,6 triliun. Dari nominal tersebut, pembiayaan konsumer meroket 766% dari Rp 432 miliar menjadi Rp 3,7 triliun. Lalu komersial bertumbuh 60% dari Rp 716 miliar ke Rp 1,1 triliun. Terakhir, korporasi naik 38% dari Rp 621 miliar jadi Rp 855 miliar.Nah, jika mengacu pada produk, maka pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) menjadi kontributor yang paling masif. Lihat saja, dari total realisasi pembiayaan Rp 7,63 triliun, hampir 50% - nya atau sebesar Rp 3,6 triliun berasal dari pembiayaan KKB.  Bahkan, realisasi pembiayaan KKH melesat 569% dibanding tahun 2011 sebesar Rp 541 miliar.Kepemilikan akan kendaraan bermotor memang terus meningkat. Otomatis, realisasi pembiayaan dari bank terus menanjak setiap tahunnya. "Apalagi saat ini golongan menengah semakin banyak," imbuh Saefudin.Sayangnya, manajemen menilai prospek bisnis tersebut tahun ini tidak seapik tahun sebelumnya.  Seperti yang sudah diketahui, peraturan syarat minimum untuk finance to value (FTV) dari Bank Indonesia memiliki dampak yang cukup besar terhadap kinerja pembiayaan KKB.Hal ini diakui oleh Handoyo Soebali, Direktur Comercial Banking & Syariah CIMB Niaga. Menurutnya, ada beberapa peraturan BI yang justru membuat prospek bisnis di industri perbankan sedikit mengalami anomali. "Tapi bukan berarti potensinya mengecil. Ini hanya masalah penyesuaian, dan justru menjadi tantangan bagi kami," imbuhnya.Namun, Handoyo enggan mengungkapkan targetnya tahun ini. Alasannya, semua target harus mengacu pada hasil kinerja induk usaha. Pembukuan kinerjanya belum selesai sehingga manajemen belum bisa mengungkapkan target kinerja perusahaannya tahun ini.Tapi manajemen yakin, tahun ini CIMB Niaga Syariah bakal kembali mencatat kinerja positif mengingat potensi industri perbankan syariah masih gurih. Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan aset CIMB Niaga Syariah yang tumbuh 72% menjadi Rp 9,07 triliun tahun 2012 lalu. Sementara untuk laba kotor, manajemen sukses meraup Rp 138 miliar, lompat 88% dibanding tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Amal Ihsan