JAKARTA. Kabar baik bagi pemodal ritel. Pasalnya, bertambah lagi emiten yang berencana menambah jumlah saham beredar. Emiten perbankan, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), berencana meningkatkan jumlah saham publiknya demi mengikuti ketentuan
free float Bursa Efek Indonesia (BEI). "CIMB Niaga sedang coba memenuhi ketentuan itu. Mereka akan menerbitkan dividen saham," sebut Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI.
Samsul belum mau mengungkapkan berapa nilai pembagian dividen saham BNGA tersebut. Namun, menurutnya, pemegang saham mayoritas BNGA akan melakukan penjualan. Wan Razly, Strategy & Finance Director BNGA, mengungkapkan, CIMB Niaga akan tetap memenuhi ketentuan BEI mengenai jumlah saham yang beredar di publik. Menurut dia, hal ini masih dalam proses pembahasan antara CIMB Niaga bersama dengan pemegang saham pengendalinya, yakni CIMB Group Sdn Bhd. Tapi Razly belum bersedia merinci mengenai rencana penambahan saham beredar tersebut, termasuk soal rencana penambahan melalui dividen saham. "Sampai saat ini, ada sejumlah opsi yang akan dilakukan guna memenuhi ketentuan tersebut," kata Razly, kepada KONTAN, Minggu (25/10). Ia menyebut ketika telah diputuskan, BNGA akan menginformasikannya melalui keterbukaan informasi. Sekadar informasi, CIMB Group Sdn Bhd memeluk 96,92% saham BNGA. Sementara saham publiknya hanya 3,08%. Maka untuk memenuhi ketentuan 7,5% free float, BNGA harus menambah minimal 4,42% saham publiknya. Sehingga kepemilikan CIMB Group Sdn Bhd nantinya akan berkurang menjadi 92,5%. Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya melihat selama ini likuiditas saham BNGA tak terlalu bagus. Namun dengan adanya rencana penambahan free float, ia menilai saham BNGA akan jadi menarik. Jumat lalu, harga saham BNGA tutup di Rp 655, turun 0,76% dibanding hari sebelumnya. William menyarankan hold dengan target harga Rp 700 per saham. Lewat rights issue Menurut Samsul, terdapat beberapa emiten lain yang sedang berusaha memenuhi ketentuan
free float tersebut. Dari beberapa skema penambahan modal, mayoritas emiten memilih melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue. Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengungkapkan bahwa masih ada 21 emiten lagi yang belum memenuhi ketentuan free float. Lewat kewajiban penambahan saham beredar ini, BEI berharap likuiditas perdagangan emiten bisa naik. Adapun, batas waktu pemenuhan saham beredar ini adalah pada Januari 2016. Ketentuan ini termaktub dalam Surat Keputusan Direksi PT BEI Nomor Kep-00001/BEI/01-2014.
Beberapa emiten yang juga tengah menimbang penambahan saham publik beredar misalnya PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR). Saham publik emiten perkebunan ini hanya 2,79%. Emiten pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) pun tengah bersiap menambah saham publik. Saat ini, porsi saham publik ADMF hanya 5%. Sedang 95% sisanya dikuasai oleh Bank Danamon. Emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga tengah menambah saham beredar lewat
rights issue. HMSP menambah saham beredar dari 1,82% jadi 7,5%. HMSP menetapkan harga
rights issue Rp 77.000. Total nilai rights issue HMSP mencapai Rp 20,61 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie