JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk siap menerbitkan obligasi I tahun 2011 dengan target perolehan dana Rp 1,5 triliun. Obligasi tersebut ditawarkan dalam dua seri. Untuk seri A bertenor tiga tahun ditawarkan dengan indikasi kupon 6,75% hingga 7,75% per tahun. Sementara, untuk seri B bertenor lima tahun ditawarkan dengan indikasi kupon 7,75% hingga 8,75% per tahun. Dalam rangka penerbitan obligasi tersebut, perusahaan memperoleh rating AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)."Pembayaran bunga akan dilakukan setiap triwulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi," ujar Wakil Presiden Direktur CIMB Niaga Catherine Hadiman, Jakarta, Rabu (23/11).Untuk penerbitan obligasi ini, perusahaan akan memperbesar porsi investor ritel. Tujuannya, agar instrumen tersebut digenggam banyak pihak sehingga lebih likuid di pasar. CIMB Niaga juga menyiapkan nominal pembelian obligasi yang ringan, yakni minimal sebesar Rp 100 juta untuk menyasar investor ritel."Namun kami tidak ada target khusus. Nanti, tergantung selama masa penawaran berlangsung. Kalau misalnya investor ritel meminta kupon yang tinggi, bagi kami juga terlalu berat sehingga tidak akan kami paksakan. Tetapi semakin banyak ritel semakin bagus," ujar dia.Direktur CIMB Niaga Wan Razly memperkirakan porsi investor ritel bisa diatas 30% dari total keseluruhan obligasi. Sebagian besar obligasi tersebut akan dialokasikan untuk investor domestik."Asing juga ada, tetapi mayoritas untuk investor lokal," tutur Wan.Analis obligasi NC Securities I Made Adi Saputra menduga, investor tidak akan meminta kupon terlalu tinggi untuk obligasi ini. Dia memprediksi, perusahaan akan menetapkan kupon untuk seri A sekitar 7,25% dan untuk seri B sebesar 8,25%."Penyerapan cukup bagus dan ada potensi investor asing ikut ambil. Sebab, emiten mempunyai grup regional," tutur dia.Dia memprediksi, yield obligasi korporasi di pasar sekunder tidak akan mengalami banyak perubahan. Sebab, imbal hasil surat utang negara (SUN) yang menjadi acuan atau benchmark obligasi korporasi cenderung stagnan. "Tidak begitu banyak berubah. Meskipun naik tidak akan terlalu besar dan begitu pula sebaliknya," tutur dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
CIMB Niaga tawarkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun
JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk siap menerbitkan obligasi I tahun 2011 dengan target perolehan dana Rp 1,5 triliun. Obligasi tersebut ditawarkan dalam dua seri. Untuk seri A bertenor tiga tahun ditawarkan dengan indikasi kupon 6,75% hingga 7,75% per tahun. Sementara, untuk seri B bertenor lima tahun ditawarkan dengan indikasi kupon 7,75% hingga 8,75% per tahun. Dalam rangka penerbitan obligasi tersebut, perusahaan memperoleh rating AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)."Pembayaran bunga akan dilakukan setiap triwulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi," ujar Wakil Presiden Direktur CIMB Niaga Catherine Hadiman, Jakarta, Rabu (23/11).Untuk penerbitan obligasi ini, perusahaan akan memperbesar porsi investor ritel. Tujuannya, agar instrumen tersebut digenggam banyak pihak sehingga lebih likuid di pasar. CIMB Niaga juga menyiapkan nominal pembelian obligasi yang ringan, yakni minimal sebesar Rp 100 juta untuk menyasar investor ritel."Namun kami tidak ada target khusus. Nanti, tergantung selama masa penawaran berlangsung. Kalau misalnya investor ritel meminta kupon yang tinggi, bagi kami juga terlalu berat sehingga tidak akan kami paksakan. Tetapi semakin banyak ritel semakin bagus," ujar dia.Direktur CIMB Niaga Wan Razly memperkirakan porsi investor ritel bisa diatas 30% dari total keseluruhan obligasi. Sebagian besar obligasi tersebut akan dialokasikan untuk investor domestik."Asing juga ada, tetapi mayoritas untuk investor lokal," tutur Wan.Analis obligasi NC Securities I Made Adi Saputra menduga, investor tidak akan meminta kupon terlalu tinggi untuk obligasi ini. Dia memprediksi, perusahaan akan menetapkan kupon untuk seri A sekitar 7,25% dan untuk seri B sebesar 8,25%."Penyerapan cukup bagus dan ada potensi investor asing ikut ambil. Sebab, emiten mempunyai grup regional," tutur dia.Dia memprediksi, yield obligasi korporasi di pasar sekunder tidak akan mengalami banyak perubahan. Sebab, imbal hasil surat utang negara (SUN) yang menjadi acuan atau benchmark obligasi korporasi cenderung stagnan. "Tidak begitu banyak berubah. Meskipun naik tidak akan terlalu besar dan begitu pula sebaliknya," tutur dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News