CIMB Principal Index IDX 30 torehkan return 27,15% per Januari 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajer investasi (MI) kerap menggunakan indeks IDX30 sebagai acuan produk reksadana indeks kelolaannya. Kinerja IDX 30 secara historis dalam beberapa tahun terakhir memang selalu di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

PT CIMB Principal Asset Management salah satu yang menjadikan IDX 30 sebagai acuan portofolio produk reksadana indeksnya yang bertajuk CIMB-Principal Index IDX-30.

Priyanto Soedarsono, Chief Investment Officer CIMB Principal Asset Management mengatakan, dalam mengelola reksadana ini, tentunya strategi pengelolaan berusaha mereplikasi alokasi pembobotan saham dari IDX 30. Per Januari 2018, komposisi portofolio sebesar 99,35% dalam saham dan sebesar 0,65% berada di instrumen pasar uang.


"Pembobotan alokasi masing-masing efek pada reksadana ini antara 80%-120% bobot pada IDX 30," katanya, Selasa (27/2).

Priyanto berusaha menjaga tracking error reksadana ini maksimal 0,5%. Strategi yang dilakukan adalah berusaha agar setiap saat portofolio memiliki alokasi yang mereplikasi IDX 30, termasuk ketika terjadi subscription muapun redemption.

Lima besar saham dalam portofolio reksadana ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Persero (BBRI), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Telekomunikasi Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Dengan komposisi portofolio dan strategi pengelolaan tersebut, reksadana indeks ini membukukan kinerja sebesar 27,15% year on year (yoy) per Januari 2018. Sedangkan, kinerja benchmark mencapai 27,22%.

Per Januari 2018, saham-saham yang menjadi leader adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), BBCA, HMSP, PT Adaro Energy (ADRO), dan United Tractors(UNTR). Menurut Priyanto, reksadana ini berfokus pada perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan mendapatkan manfaat dari orientasi dalam negeri.

"Kami overweight pada sektor berbasis perdagangan, pertambangan dan netral pada sektor financial, industri dasar konsumsi dan properti, serta underweight pada sektor aneka industri, infrastruktur dan perkebunan," paparnya.

Menurutnya, produk ini memiliki potensi yang cukup baik pada tahun ini. Hal ini didukung sektor konsumer, perbankan, konstruksi dan properti. Priyanto mengekspektasikan rata-rata pertumbuhan laba perusahaan pada tahun ini sekitar 12,4%.

Hingga Januari 2018, CIMB-Principal Index IDX-30 membukukan dana kelolaan sebesar Rp 144,97 miliar. Reksadana ini cocok bagi investor yang memiliki tujuan investasi secara stabil dalam jangka panjang melalui alokasi aset yang sesuai dengan bobot IDX 30. Reksadana ini mengincar investor institusi maupun ritel.

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, kinerja reksadana ini baik, karena bisa setara dengan indeks acuannya. Tracking eror reksadana ini juga kecil. Memang menjadi tantangan reksadana indeks untuk mengikuti persis indeks acuannya karena perbedaan dana kas dan fraksi.

Menurut Wawan, secara historis, kinerja IDX 30 dalam dua hingga tiga tahun belakangan selalu di atas IHSG, sehingga reksadana indeks yang mengacu ke IDX 30 otomatis kinerjanya lebih bagus dari kinerja IHSG.

Sementara, dari dana kelolaan, Wawan menilai masih kecil. Namun, pertumbuhan dana kelolaan reksadana ini dinilai cukup sehat karena pada tahun lalu dana kelolaan reksadana ini hanya Rp 83,8 miliar.

Wawan memprediksikan, IHSG pada tahun ini bisa berkinerja 10%. Sementara, IDX 30 berpotensi naik 11%-12%. "Ini masih potensi, karena ada risiko indeks jatuh, sebaiknya investor yang mau membeli reksadana ini harus keep di atas tiga tahun," katanya, Rabu (28/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini