CINT gelontorkan Rp 31 miliar untuk ekspansi



JAKARTA. PT Chitose International Tbk (CINT) telah menggunakan sebagian dana hasil initial public offering (IPO) untuk ekspansi. Manajemen Chitose mengaku telah menggunakan Rp 31 miliar untuk pabrik baru dan pembangunan flagship shop.

Chitose yang resmi menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Juni 2014 lalu berhasil meraup dana segar Rp 99 miliar. Kala itu, CINT melepas 300 juta saham setara 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Fadjar Swatyas Sekretaris Perusahaan CINT mengatakan, dana Rp 26 miliar untuk membeli tanah di Jalan HMS Mintareja, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat.

Sedangkan Rp 5 miliar untuk membeli tanah di Surabaya. Tanah di Surabaya tersebut untuk membangun flagship shop. Selain di Surabaya, CINT berencana membangun flagship shop di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Nantinya flagship shop di Cimahi berdekatan dengan pabrik saat ini.


Fajar mengatakan, baru memulai membangun pabrik di akhir tahun ini. Sehingga pabrik tersebut bisa beroperasi penuh pada kuartal I-2016. Jika pabrik baru tersebut beroperasi kapasitas produksi Chitose bakal meningkat menjadi 1,5 juta unit.

Di tahun lalu, kapasitas produksi Chitose mencapai 1,1 juta unit. Varian produk mencapai Chitose sebanyak 300 unit dengan 100 produk yang paling laku. Selain menggunakan 25% dana IPO untuk membeli tanah pabrik, CINT akan mengunakan 20% dana IPO untuk membeli mesin dan perlengkapan pabrik baru. Kemudian 30% dana IPO untuk membangun flagship shop dan 15% untuk modal kerja. Pada pabrik baru CINT juga akan menambah produk baru dengan bahan baku kayu seperti pintu.

Tak hanya menambah kapasitas produk, emiten ini juga akan memperluas pemasaran. Di dalam negeri, penjualan terbesar Chitose dari Jakarta dengan porsi 18%. Kemudian, Surabaya 15%, Semarang 13% dan lainnya. Sementara porsi penjualan ekspor baru mencapai 2%-3% dari total penjualan. Pasar ekspor Chitose paling besar ke Jepang 70%.

Sampai semester I-2014, pendapatan CINT naik 4,92% menjadi Rp 142,89 miliar. Dimana kontribusi penjualan domestik mencapai Rp 146,24 miliar dan sisanya ekspor. Laba bersih CINT meningkat lebih besar yakni 13,5% menjadi Rp 15,46 miliar secara year-on-year (yoy). Ini karena CINT berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi Rp 95,35 miliar dari Rp 98,96 miliar. Akibatnya laba kotor naik 25,24% menjadi Rp 47,54 miliar.

Dedie Suherlan, Presiden Direktur CINT, berharap, pendapatan dan laba bersih sampai akhir tahun meningkat masing-masing 17% dan 15%. Sampai akhir tahun lalu pendapatan CINT Rp 288 miliar dengan laba Rp 43 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie