Cipaganti Akan Akuisisi Pandu Taxi



JAKARTA. Di paruh kedua tahun ini, PT Cipaganti Citra Graha Tbk melanjutkan ekspansinya guna mempertebal pendapatan. Salah satu agenda perusahaan transportasi ini adalah menambah armada. Dalam waktu dekat, Cipaganti akan merealisasikan rencana akuisisi satu perusahaan taksi di Semarang.

Andianto Setiabudi, Direktur Utama Cipaganti Citra Graha, mengatakan, perusahaan yang akan diambilalih adalah Pandu Taxi. "Ada 125 unit kendaraan dari Pandu Taxi, kami akan umumkan (secara resmi) September (2013)," ujar dia kepada KONTAN, Minggu (25/8). Sayang, ia belum mau mengemukakan nilai akuisisi tersebut.

Selanjutnya, lanjut Andianto, perusahaan berkode saham CPGT ini juga akan menjajal peruntungannya ke sejumlah kota di Sumatra, seperti Palembang, Medan, Pekanbaru dan Lampung. Strategi yang akan dilakukan Cipaganti di kota-kota itu diprediksi sama seperti jurusnya di Semarang, yaitu melakukan akuisisi.


Cipaganti juga berambisi bisa masuk ke Kalimantan dan Sulawesi. Selain masuk ke daerah baru, perusahaan yang berbasis di Bandung itu tetap mengembangkan bisnis taksinya yang sudah ada.

Daerah-daerah itu antara lain Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Lebih lanjut, Cipganti juga berniat untuk masuk ke bisnis taksi bandara. Tidak hanya taksi, perusahaan juga berupaya membesarkan bisnis jasa transportasi lainnya seperti shuttle.

Andi menuturkan, tahun ini, Cipaganti akan memulai pengembangan jasa shuttle kelas ekonomi dengan menggunakan bendera Sararea Star Shuttle. Sararea baru membuka rute Lebak Bulus- Bandung dan Blok M-Bandung.

Cipaganti berniat menambah armadanya dengan 650 unit kendaraan. Perinciannya, sebanyak 350 unit merupakan taksi dan jumlah yang tersisa, 300 unit, berupa shuttle bus. Jumlah penambahan armada tersebut lebih sedikit dibanding dengan rencana awal yang ditetapkan manajemen Cipaganti di awal tahun ini, yaitu 2.000 unit.

175 Taksi Baru

Revisi jumlah penambahan armada dilakukan karena dana hasil penawaran perdana saham (IPO) tidak sesuai dengan target awal. Cipaganti semula berharap mengantongi dana senilai Rp 400 miliar dari penjualan saham.

Namun, dalam hajatan tersebut, perusahaan hanya mampu meraup fulus sekitar Rp 68 miliar. Selain dari IPO, Cipaganti harus mencari sumber dana lain untuk menambal kebutuhan biaya ekspansi. Beberapa waktu lalu, Cipaganti memperoleh pinjaman dari Bank CIMB Niaga sebesar Rp 250 miliar.

"Harga taksi Rp 250 juta per unit, sedangkan shuttle bus Rp 400 juta per unit," jelas Andianto. Dari dana yang terkumpul, Cipaganti hanya bisa menambah sekitar 650 armada baru tahun ini.

Hingga saat ini, perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pertengahan tahun 2013 ini telah menambah sekitar 175 unit armada taksi baru.

Cipaganti telah merevisi target kinerjanya di tahun ini, sebagai buntut dari menyusutnya jumlah armada baru yang bisa didatangkan tahun ini. Sebelumnya perusahaan yakin pendapatan mampu tumbuh 25% hingga 30% year on year (yoy). Angka pertumbuhan itu kemudian direvisi menjadi 15% saja.

Sepanjang tahun lalu Cipaganti membukukan pendapatan sebesar Rp 639,37 miliar. Jadi, pendapatan Cipaganti tahun ini diproyeksikan hanya sekitar Rp 735,28 miliar. Hingga semester I-2013, perusahaan sudah berhasil mengantongi pendapatan separuh dari yang ditargetkan.

Mengutip laporan keuangan per akhir Juni 2013, pendapatan Cipaganti Rp 371,32 miliar di paruh pertama. Bisnis jasa transportasi tetap menjadi penyumbang pendapatan terbesar Cipaganti, Rp 308,71 miliar. Sisa pendapatan berasal dari penyewaan alat berat, perjalanan wisata, dan jasa penjualan batubara.

Laba bersih mengalami kenaikan sekitar 6%. Pada enam bulan pertama 2013, Cipaganti mencetak laba bersih sebesar Rp 44,1 miliar. Per Juni 2012, laba bersih Cipaganti sekitar Rp 41,59 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri