KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai, mekanisme distribusi benih melalui program upaya khusus perlu dievaluasi. Hal ini dikarenakan program upaya khusus (upsus) ini tak menjawab permasalahan petani. Pasalnya, petani sudah mandiri terkait perbenihan. Peneliti CIPS Imelda Freddy mengatakan, evaluasi ini meliputi kualitas benih, kriteria penerima dan efektivitas dari program tersebut. yang dibutuhkan meliputi kualitas benih, kriteria penerima dan efektivitas program tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan CIPS di Dompu dan Sumenep pada April - Mei lalu, ditemukan bahwa produksi jagung dengan menggunakan benih dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) lebih kecil dibandingkan benih dari produsen benih swasta.
CIPS sarankan mekanisme distribusi benih melalui upaya khusus dievaluasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai, mekanisme distribusi benih melalui program upaya khusus perlu dievaluasi. Hal ini dikarenakan program upaya khusus (upsus) ini tak menjawab permasalahan petani. Pasalnya, petani sudah mandiri terkait perbenihan. Peneliti CIPS Imelda Freddy mengatakan, evaluasi ini meliputi kualitas benih, kriteria penerima dan efektivitas dari program tersebut. yang dibutuhkan meliputi kualitas benih, kriteria penerima dan efektivitas program tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan CIPS di Dompu dan Sumenep pada April - Mei lalu, ditemukan bahwa produksi jagung dengan menggunakan benih dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) lebih kecil dibandingkan benih dari produsen benih swasta.