Cipta Kridatama Mengincar Volume Overburden Removal 300 Juta BCM pada 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak perusahaan PT ABM Investama Tbk (ABMM) yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan Cipta Kridatama mengincar kenaikan volume pemindahan lapisan penutup atau overburden removal ke level 300 juta bank cubic meter (bcm) di tahun 2024 mendatang. 

“Produksi kami 275 juta bcm sekarang, target tahun depan naik dikit jadi 280 sampai 300-an,” ungkap Direktur Utama Cipta Kridatama Feriwan Sinatra saat ditemui Kontan.co.id, Jumat (24/11). 

Dia menambahkan pertambahan target ini melihat juga kinerja perusahaan jelang tutup tahun ini yang sudah melampaui target. “Realisasi tahun ini (target produksi) year to date-nya sudah 107%, artinya sudah melampaui target,” kata dia. 


Baca Juga: Cipta Kridatama (CK) Optimis Bisa Sumbang 50% Pendapatan ke Perusahaan Induk

Feriwan menambahkan, selama 5 tahun terakhir Cipta Kridatama mencatat belanja modal atawa capital expenditure (Capex) sekitar US$ 500 juta. Mayoritas dana digunakan untuk investasi alat berat.

“Capex US$ 500 itu sekitar 70%-80%-nya untuk alat berat, sisanya untuk fasilitas mess, workshop dan sebagainya,” ungkap Direktur Cipta Kridatama, Yul Farmansyah Rusli. 

Dia mengungkap juga bahwa dengan bertambahnya target produksi perusahaan telah jauh-jauh hari berinvestasi;

“Ini peningkatan dari produksi, kami investasi 1-2 tahun sebelumnya, tahun depan target kami kan hampir 300 bcm. Kami targetkan naik produksinya dari Januari (2024), alatnya kami investasi di tahun ini, mulai bulan September, Oktober, November tahun ini,” kata Yul. 

Baca Juga: Anak Usaha ABM Investama Berencana Ekspansi ke Pasar Australia

Sementara untuk tahun 2023, Cipta Kridatama menganggarkan capex sekitar US$ 200 juta. “Kemudian di tahun depan itu sudah tinggal maintain alat-alat, jadi sudah tinggal di bawah US$ 100 investasi kami,” tambahnya. 

Feriwan menyatakan pihaknya telah berhasil menyematkan teknologi unggul yang berdampak pada penggunaan bahan bakar yang lebih efisien. Alhasil perusahaan mampu mengoperasikan bisnis dengan rendah emisi dan berkontribusi terhadap energi baru terbarukan.

Contohnya, perusahaan secara aktif telah menggunakan B35 guna meningkatkan penyediaan energi bersih secara berkelanjutan dan produktivitas pun cukup meningkat.

“Perusahaan melakukan berbagai improvement pada alat berat agar tetap beroperasi ramah lingkungan namun memenuhi kebutuhan customer dengan biaya yang efektif dan efisien,” tutup Feriwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati