KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ciptadana Sekuritas Asia mempertahankan
rating buy saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG). Kinerja yang positif dan harga saham yang tergolong 'murah' menjadi indikatornya. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa mengatakan, pada semester I-2024, kinerja DSNG, khususnya pada laba bersih melampaui ekspektasinya. Sementara untuk pendapatan tetap sejalan dengan ekspektasi. DSNG mencatat pendapatan sebesar Rp 4,7 triliun atau tumbuh 7,9% secara tahunan (YoY) di semester I 2024. Segmen minyak kelapa sawit, kayu, dan energi terbarukan, masing-masing berkontribusi sebesar 86%, 12%, dan 2%.
Baca Juga: Melongok Inovasi Keberlanjutan Bisnis Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) Pendapatan dari segmen kelapa sawit mencapai Rp 4,02 triliun atau tumbuh 4,5% YoY, didukung kenaikan harga jual rata-rata (ASP). Segmen kayu membukukan pendapatan yang lebih tinggi 10,7% YoY sebesar Rp 558 miliar, meskipun pasar global stagnan. "Terakhir, segmen energi terbarukan memberikan kontribusi sebesar Rp 119 miliar, seiring dengan volume ekspor dan ASP yang lebih tinggi," tulisnya dalam riset, Rabu (31/7). Selain tumbuhnya pendapatan, DNSG mencatat kenaikan HPP yang tergolong rendah atau hanya naik 2,1% YoY menjadi Rp 3,37 triliun. Hal tersebut didorong biaya pupuk yang lebih rendah di semester I 2024, yang berkontribusi positif terhadap profitabilitas yang lebih tinggi dari segmen kelapa sawit. "Selain itu, tingkat ekstraksi minyak yang lebih tinggi (OER) dan pembelian tandan buah segar (TBS) dari luar juga meningkatkan profitabilitas," terangnya.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Luncurkan Segmen Bisnis Energi Terbarukan Sehingga marjin laba kotor dan marjin laba operasi masing-masing meningkat 412bps menjadi 28,4% dan 18,9%. Ditambah pendapatan non-operasional yang lebih tinggi, sehingga mendorong laba bersih menjadi Rp 504 miliar atau naik 39,2% YoY. Dari operasional, DSNG mencatat produksi TBS sebesar 1,05 juta ton di semester I 2024, naik tipis 0,1% YoY. Hasil itu lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang membukukan penurunan dua digit pada produksi semester I 2024. Walaupun memang, pembelian TBS dari luar negeri menurun yang menyebabkan volume pengolahan TBS turun sebesar 8,3% YoY, tetapi produksi CPO hanya turun 2,6% YoY menjadi 296.000 ton karena OER yang lebih tinggi dari 22,6% menjadi 24,0%. Demikian juga, produksi inti sawit (PK) dan minyak inti sawit (PKO) meningkat karena tingkat ekstraksi yang lebih tinggi.
Baca Juga: Permintaan Global Naik, Kinerja Emiten Sawit Bisa Lebih Legit DSNG mempertahankan tingkat asam lemak bebas (FFA) di bawah 3%, sehingga menghasilkan harga jual CPO yang premium. Pada semester I 2024, DSNG membukukan ASP CPO sebesar Rp 12.200 per kg atau naik 3,3% YoY, sementara ASP PKO naik 8,5% YoY menjadi Rp 14.500 per kg. Yasmin menilai bahwa DSNG mampu mempertahankan momentum pertumbuhan kinerjanya. Sebab, ia juga berpandangan biaya pupuk masih akan rendah hingga akhir tahun.
Dengan demikian, Ciptadana Sekuritas Asia mempertahankan proyeksi pendapatan DSNG untuk tahun 2024 sebesar Rp 9,74 triliun. Sementara proyeksi laba bersih ditingkatkan sebesar 6,1% menjadi Rp 919 miliar.
Baca Juga: Jelang Akhir Pekan IHSG Terkoreksi, Rekomendasi Saham Hari Ini Bisa Dikoleksi Dengan begitu, pihaknya juga meningkatkan target harga DSNG menjadi Rp 780 dari Rp 770 per saham. "Kami meyakini saham DSNG saat ini masih 'undervalued' dan mempertahankan rating beli," tutup Yasmin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli