JAKARTA. Grup Ciputra saat ini memiliki dua mega proyek properti berkonsep kota terintegrasi di Asia Tenggara, yakni di Hanoi, Vietnam dan Phnom Penh, Kamboja. Agus Surja Widjaja, Direktur Ciputra, mengungkapkan, Ciputra Hanoi International City merupakan satu-satunya proyek properti termaju dan terbesar di Vietnam saat ini. Sebab, pengembang lokal belum memiliki pengalaman mengembangkan proyek sejenis. “Makanya kita diuntungkan dengan pengalaman pengembangan properti di Indonesia. Kita menawarkan produk yang lebih berkualitas dari sisi bangunan maupun desain. Ini yang mampu menarik minat pembeli di sana,” kata Agus. Tidak hanya rumah dan apartemen, Managing Direktur Ciputra Budiarsa Sastrawinata menambahkan pada proyeknya tersebut, Ciputra melengkapi infrastruktur pendukung bagi pembentukan kota terintegrasi, seperti sekolah, rumah sakit, pusat belanja, dan sarana olahraga dan rekreasi. “Untuk pembangunan mal kita targetkan selesai 2012. Kita juga punya rencana untuk membangun padang golf,” kata Budiarsa. Sama seperti di Hanoi, Ciputra pun menggunakan konsep kota terintegrasi pada proyek properti Grand Phnom Penh International City. Proyek kota terintegrasi pertama yang terletak di Ibukota Negara Kamboja tersebut menempati lahan seluas 260 hektar. Saat ini, kata Agus, 50% dari sekitar 100 rumah yang telah berdiri bakal diserahterimakan kepada pembelinya tahun ini. Sekedar informasi,konstruksi fisik proyek tersebut telah berjalan sejak 2007 lalu. Nantinya, pemilik rumah di Phnom Penh bisa menikmati fasilitas yang sama dengan proyek di Hanoi. “(Fasilitas) Hampir sama, karena kita menggunakan konsep kota terintegrasi juga,” tuturnya. Untuk masuk ke Vietnam dan Kamboja, Ciputra menggandeng perusahaan lokal untuk membentuk perusahaan patungan atau joint venture. Khusus Vietnam, mereka menggandeng BUMD Hanoi untuk membentuk perusahaan patungan, Citra Westlake City Dev Co. Ltd. Berdasarkan perjanjian, Ciputra menanggung 70% dari total penempatan modal, sedang mitra lokalnya itu mengisi sisa porsi sebesar 30%. “Pembagian keuntungannya mengikuti porsi penempatan modal. Memang kita lebih besar, tapi mereka yang menyediakan lahan, bahan bangunan, dan pekerja. Kita tinggal bawa pengetahuan ke sana,” paparnya. Namun, Agus enggan mengungkapkan berapa nilai investasi yang telah mengucur ke proyek tersebut. Selain di kawasan Asia Tenggara, Ciputra melalui perusahaan patungan, Beyond Limit International Ltd. mengembangkan proyek perumahan di Kalkuta, India bernama Kolkata West International City. Adapun, total nilai investasi proyek perumahan seluas 400 ha itu mencapai US$ 330 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ciputra Hanoi International City Menjadi Proyek Properti Termaju dan Terbesar di Vietnam
JAKARTA. Grup Ciputra saat ini memiliki dua mega proyek properti berkonsep kota terintegrasi di Asia Tenggara, yakni di Hanoi, Vietnam dan Phnom Penh, Kamboja. Agus Surja Widjaja, Direktur Ciputra, mengungkapkan, Ciputra Hanoi International City merupakan satu-satunya proyek properti termaju dan terbesar di Vietnam saat ini. Sebab, pengembang lokal belum memiliki pengalaman mengembangkan proyek sejenis. “Makanya kita diuntungkan dengan pengalaman pengembangan properti di Indonesia. Kita menawarkan produk yang lebih berkualitas dari sisi bangunan maupun desain. Ini yang mampu menarik minat pembeli di sana,” kata Agus. Tidak hanya rumah dan apartemen, Managing Direktur Ciputra Budiarsa Sastrawinata menambahkan pada proyeknya tersebut, Ciputra melengkapi infrastruktur pendukung bagi pembentukan kota terintegrasi, seperti sekolah, rumah sakit, pusat belanja, dan sarana olahraga dan rekreasi. “Untuk pembangunan mal kita targetkan selesai 2012. Kita juga punya rencana untuk membangun padang golf,” kata Budiarsa. Sama seperti di Hanoi, Ciputra pun menggunakan konsep kota terintegrasi pada proyek properti Grand Phnom Penh International City. Proyek kota terintegrasi pertama yang terletak di Ibukota Negara Kamboja tersebut menempati lahan seluas 260 hektar. Saat ini, kata Agus, 50% dari sekitar 100 rumah yang telah berdiri bakal diserahterimakan kepada pembelinya tahun ini. Sekedar informasi,konstruksi fisik proyek tersebut telah berjalan sejak 2007 lalu. Nantinya, pemilik rumah di Phnom Penh bisa menikmati fasilitas yang sama dengan proyek di Hanoi. “(Fasilitas) Hampir sama, karena kita menggunakan konsep kota terintegrasi juga,” tuturnya. Untuk masuk ke Vietnam dan Kamboja, Ciputra menggandeng perusahaan lokal untuk membentuk perusahaan patungan atau joint venture. Khusus Vietnam, mereka menggandeng BUMD Hanoi untuk membentuk perusahaan patungan, Citra Westlake City Dev Co. Ltd. Berdasarkan perjanjian, Ciputra menanggung 70% dari total penempatan modal, sedang mitra lokalnya itu mengisi sisa porsi sebesar 30%. “Pembagian keuntungannya mengikuti porsi penempatan modal. Memang kita lebih besar, tapi mereka yang menyediakan lahan, bahan bangunan, dan pekerja. Kita tinggal bawa pengetahuan ke sana,” paparnya. Namun, Agus enggan mengungkapkan berapa nilai investasi yang telah mengucur ke proyek tersebut. Selain di kawasan Asia Tenggara, Ciputra melalui perusahaan patungan, Beyond Limit International Ltd. mengembangkan proyek perumahan di Kalkuta, India bernama Kolkata West International City. Adapun, total nilai investasi proyek perumahan seluas 400 ha itu mencapai US$ 330 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News