Ciputra incar kontribusi hotel bujet 25%



JAKARTA. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan semakin maraknya penerbangan low cost carrier menjadi alasan Ciputra Group menggarap bisnis hotel bujet melalui cucu perusahaannya, PT Ciputra Hospitality. Berbekal dana investasi Rp 225 miliar, Ciputra Hospitality membangun lima hotel di bawah bendera Citradream. 

Hingga 1 Juni 2014, dua hotel dengan konsep mengutip biaya atas layanan pokok saja, milik Ciputra Hospitality itu sudah beroperasi. Hotel tersebut ada di Semarang, Jawa Tengah berkapasitas 121 kamar dan di Cirebon berkapasitas 100 kamar.

Pengembang properti itu mengklaim, tingkat ketersian kamar alias okupansi dua hotel anyar itu mencapai 30%. Target Ciputra Group, akhir tahun ini tingkat okupansi bisa terkerek menjadi 40%-45%.


Selanjutnya, Ciputra Hospitality yang tak lain adalah anak perusahaan PT Ciputra Property Tbk, menargetkan tiga hotel bujet lain yang sedang dibangun bisa rampung akhir tahun ini. Harapannya bisa segera menerima tamu pada awal tahun depan. Lokasi hotel tersebut ada di Bandung, Jawa Barat, Yogyakarta dan Bengkulu.

Lima hotel tersebut adalah bagian dari 20-30 hotel bujet yang ingin Ciputra Group bangun. Pilihan lokasi adalah kota-kota di Jawa, Sumatra dan Kalimantan. seperti Medan, Lampung, dan Batam. Pertimbangannya, potensi bisnis di tiga pulau tersebut masih menggiurkan. 

Bukan tanpa alasan juga Ciputra Group ngebet ingin membangun puluhan hotel bujet. Hitungan bisnis pengembang properti itu, rasio profit margin hotel bujet 17%-18%, atau lebih bagus ketimbang hotel biasa yang sebesar 14%. 

Target Ciputra Group, setiap hotel bujet berkapasitas sekitar 100 kamar nanti bisa mendatangkan laba operasional Rp 6 miliar. Target itu memang kalah jauh dari laba operasional hotel biasa miliknya yakni, Hotel Ciputra Jakarta, yang menghasilkan laba operasional enam hingga tujuh kali lebih besar.

Oleh karena itu, Ciputra berstrategi menggenjot pendapatan bisnis hotel bujet dari sisi kapasitas. "Kalau terbangun 30 hotel maka akan ada kontribusi sebesar 25% terhadap Ciputra Property nantinya," kata ujar Direktur Ciputra Group, Artadinata Djangkar, Senin (13/10).

Sayang, impian tak selamanya seindah kenyataan. Baru akan meralisasikan pembangunan lima hotel bujetnya, pengembang properti itu terkendala belanja tanah. Perlu Anda ketahui, Ciputra Group mematok harga tanah untuk pengembangan hotel bujet tak lebih dari Rp 10 juta per meter persegi (m²). 

Luasan tanah masing-masing hotel sama, yakni 1.000-1.500 m² luas. Dengan kata lain, alokasi Ciputra Group untuk belanja tanah per hotel adalah Rp 10 miliar - Rp 15 miliar. 

Artadinata bilang, "Sulit mencari tanah untuk hotel bujet makanya realisasi pembangunan kami agak lambat." Padahal semula Ciputra Group berambisi ingin meralisasikan pembangunan 20-30 hotel bujet itu hanya dalam tempo tiga sampai empat tahun ke depan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina