Ciputra Property ingin menjual proyek Rp 2,6 T



JAKARTA. PT Ciputra Property Tbk menargetkan pendapatan pra penjualan atau marketing sales senilai Rp 2,6 triliun di tahun ini. Jika dibandingkan dengan estimasi perolehan marketing sales tahun lalu yakni Rp 1,5 triliun, target tahun ini lebih tinggi 73,33%.

Anak perusahaan PT Ciputra Development Tbk itu akan mengandalkan tiga proyek di Jakarta. Ketiganya adalah Ciputra World I dan Ciputra World II di Kuningan serta Ciputra International di Puri.

Untuk Ciputra World I, Ciputra Property menargetkan marketing sales Rp 1,6 triliun. Perusahaan itu berharap hunian Raffles Hotel & Residence, yang merupakan bagian dari Ciputra World I, bisa mendukung target itu.


Masih di proyek yang sama, perusahaan berkode CTRP di Bursa Efek Indonesia itu juga telah meneken perjanjian penjualan 185 unit apartemen di Ascott Serviced Apartement. Jika transaksi itu mulus, Ciputra Property  akan meraup marketing sales sekitar Rp 835 miliar. "Bisa  dibukukan di sekitar semester I-2015," ujar Direktur Ciputra Property  Artadinata Djangkar kepada KONTAN, (6/2).

Lalu di proyek Ciputra World II, Ciputra Property mengejar marketing sales senilai Rp 703 miliar. Target itu setara dengan  27,04% dari total target marketing sales.

Saat ini, proyek Ciputra World II masih dalam tahap pembangunan konstruksi. Proyek itu akan berisi hunian dan perkantoran yang masing-masing bernama Orchard Residence dan Office Strata.

Terakhir dari proyek Ciputra International, Ciputra Property berharap bisa membukukan marketing sales Rp 423 miliar. Proyek ketiga ini terdiri dari tiga menara kondominium, enam menara perkantoran dan satu hotel.

Manajemen perusahaan itu mengklaim satu menara kondominium sudah terjual hingga 90%. "Kalau menara kondominium kedua sudah terjual sekitar 20%," ucap Artadinata.

Guna memuluskan rencana tahun ini, Ciputra Property menyiapkan anggaran belanja modal Rp 2,7 triliun. Tanpa menyebutkan porsi, mayoritas anggaran itu akan dipakai untuk mendanai pembangunan proyek Ciputra World II.

Catatan saja, angaran belanja modal itu bersumber dari penerbitan multicurrency medium term note (MTN) senilai S$ 200 juta. Ciputra Property berencana mencatatkan surat utang itu di Bursa Efek Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina