JAKARTA. PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) menyasar Papua untuk menambah portofolio bisnisnya. Perusahaan properti ini akan membangun perumahan di atas lahan seluas 40 hektare.Ciputra Surya akan membidik segmen menengah ke atas lantaran harga unit yang ditawarkan cukup tinggi. "Harganya pasti di atas Rp 2 miliar," kata Direktur CTRS Nanik Santoso, Selasa (3/6).Tingginya harga properti yang ditawarkan karena bahan baku. Nanik mencontohkan, harga satu sak semen di Papua dua kali lipat lebih tinggi dibanding harga di Pulau Jawa. Demikian juga dengan harga paving block disana. Kalau pun ada ketersediaan bahan baku, namun kualitasnya tidak sebaik bahan baku asal Pulau Jawa.Karena itu, Ciputra Surya lebih memilih mendatangkan bahan baku dari Pulau Jawa. Meski biaya logistiknya menjadi lebih mahal, namun langkah tersebut dinilai lebih efisien dibanding membeli bahan baku langsung dari Papua. "Biasanya, bahan bakunya kami kumpulkan lalu kami kirim dari Surabaya," ujar Nanik.Kendati harga yang ditawarkan cukup tinggi, Ciputra Surya optimistis permintaan tetap tinggi. Ini karena akses menuju kawasan properti mereka cukup baik. CTRS juga masih memiliki ruang gerak yang masih luas di Papua. Soalnya, belum banyak emiten properti besar yang bermain di kawasan itu.Proyek perumahan ini bakal dimulai tahun depan. Adapun konsep yang diusung dari proyek ini adalah kluster. Ada 1.500 unit rumah yang berdiri di kawasan tersebut. Nanik belum bisa mengestimasi berapa total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini secara keseluruhan. Tapi yang jelas, sebagai tahap awal manajemen bakal menyuntikkan modal senilai Rp 50 miliar. Rencananya, proyek ini bakal dikerjakan secara bertahap dalam kurun waktu delapan hingga sepuluh tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ciputra Surya merambah tanah Papua
JAKARTA. PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) menyasar Papua untuk menambah portofolio bisnisnya. Perusahaan properti ini akan membangun perumahan di atas lahan seluas 40 hektare.Ciputra Surya akan membidik segmen menengah ke atas lantaran harga unit yang ditawarkan cukup tinggi. "Harganya pasti di atas Rp 2 miliar," kata Direktur CTRS Nanik Santoso, Selasa (3/6).Tingginya harga properti yang ditawarkan karena bahan baku. Nanik mencontohkan, harga satu sak semen di Papua dua kali lipat lebih tinggi dibanding harga di Pulau Jawa. Demikian juga dengan harga paving block disana. Kalau pun ada ketersediaan bahan baku, namun kualitasnya tidak sebaik bahan baku asal Pulau Jawa.Karena itu, Ciputra Surya lebih memilih mendatangkan bahan baku dari Pulau Jawa. Meski biaya logistiknya menjadi lebih mahal, namun langkah tersebut dinilai lebih efisien dibanding membeli bahan baku langsung dari Papua. "Biasanya, bahan bakunya kami kumpulkan lalu kami kirim dari Surabaya," ujar Nanik.Kendati harga yang ditawarkan cukup tinggi, Ciputra Surya optimistis permintaan tetap tinggi. Ini karena akses menuju kawasan properti mereka cukup baik. CTRS juga masih memiliki ruang gerak yang masih luas di Papua. Soalnya, belum banyak emiten properti besar yang bermain di kawasan itu.Proyek perumahan ini bakal dimulai tahun depan. Adapun konsep yang diusung dari proyek ini adalah kluster. Ada 1.500 unit rumah yang berdiri di kawasan tersebut. Nanik belum bisa mengestimasi berapa total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini secara keseluruhan. Tapi yang jelas, sebagai tahap awal manajemen bakal menyuntikkan modal senilai Rp 50 miliar. Rencananya, proyek ini bakal dikerjakan secara bertahap dalam kurun waktu delapan hingga sepuluh tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News