KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (
CSRA) menganggarkan alokasi belanja modal atau
capital expenditure (capex) sekitar Rp 175 miliar - Rp 200 miliar di tahun depan. Alokasi dana tersebut sebagian besar akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) II di
region Sumatera Utara. Sedangkan sisanya diperuntukkan sarana dan prasarana operasional. "Capex tersebut sekitar 80% untuk pembangunan PKS, sisanya untuk sarana dan prasarana operasional kebun," ungkap Direktur Keuangan & Pengembangan Strategi Cisadane Sawit Raya, Seman Sendjaja kepada Kontan.co.id, Rabu (24/11).
Dia menambahkan, proyek pembangunan PKS II
region Sumatera Utara ini diperkirakan akan rampung pada akhir tahun 2022 mendatang. Adapun, hingga kuartal ketiga tahun ini progres pembangunan PKS tersebut baru berjalan sekitar 10% karena masih terbatas pada persiapan cut & fill lahan. Sebagaimana diketahui, proyek PKS ini merupakan salah satu proyek yang sempat tertunda pembangunannya di tahun lalu.Selain pembangunan PKS, Cisadane Sawit juga tengah melanjutkan proses penanaman
landbank di Sumatera Selatan. Seman menyebut, proses penanaman ini sudah berjalan sekitar 20% dari total sisa
landbank yang ada. "Sedangkan proses penanaman
landbank di Sumatera Selatan diperkirakan bisa sampai akhir 2023," sebut dia.
Baca Juga: Tahun depan, Cisadane Sawit Raya (CSRA) akan akuisisi lahan perkebunan Di samping itu, CSRA juga berencana mengakuisisi sebuah lahan perkebunan di tahun depan. Hal ini merupakan salah satu agenda ekspansi yang dicanangkan perusahaan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis di masa mendatang. Seman bilang, saat ini pihaknya tengah melakukan review atas lahan perkebunan yang berpotensi untuk diakuisisi. Namun, Seman sendiri belum bisa membeberkan lebih detail terkait rencana akuisisi tersebut karena terdapat
confidentiality agreement. Lebih jauh, Seman melihat tren bisnis CSRA di sisa tahun ini hingga awal tahun 2022 mendatang diproyeksikan akan tetap positif. Hal ini utamanya lantaran tren harga
Crude Palm Oil (CPO) yang masih sangat kuat.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, rata-rata harga jual CPO CSRA secara
year to date (ytd) pertumbuhannya hampir mencapai 50%. Di mana, pada awal tahun 2021 harganya berada di level Rp 9,000 per kg, dan saat ini sudah mencapai Rp 14,000 per kg. Kinerja positif CSRA sebenarnya sudah terpancar dari hasil kinerja perusahaan hingga kuartal III-2021. Berdasarkan laporan keuangan, penjualan neto CSRA tercatat tumbuh 44,72% menjadi Rp 653,03 miliar, dari Rp 451,24 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu. Sementara itu, dari sisi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih ikut terkerek 179,19% menjadi Rp 178,73 miliar. Padahal pada periode yang sama di tahun lalu hanya mencapai Rp 64,01 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .