KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (
CSRA) memproyeksikan harga minyak sawit atau
crude palm oil (CPO) akan tetap tinggi di sepanjang tahun 2022 ini walaupun kemungkinan tidak setinggi pada kuartal I-2022. Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja menuturkan, pada Mei dan Juni 2022 harga referensi minyak sawit atau
crude palm oil (CPO) menurun tajam. Hal ini membuat kemungkinan tarik ulur harga masih akan terus terjadi di semester kedua tahun ini dengan adanya kemajuan pada distribusi rantai pasok. Sebagai komoditas, harga CPO memang sangat tergantung dari kondisi penawaran dan permintaan di seluruh dunia. Harga jual rata-rata menunjukkan tren yang terus meningkat sejak tahun 2020 hingga mencapai nilai tertinggi secara historis di bulan Maret 2022 yang lalu.
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Cermati Fluktuasi Harga CPO di Semester Kedua Tahun Ini "Walaupun harga CPO saat ini masih dalam harga keekonomian, kondisi yang fluktuatif ini harus menjadi perhatian karena kenaikan harga jual CPO dan Tandan Buah Segar (TBS) merupakan katalis paling utama atas kenaikan penjualan dan keuntungan di 2022 ini," tutur Seman, kepada Kontan.co.id, Selasa (30/8). Atas dasar hal tersebut, perusahaan memandang perlunya memperkuat prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko. Untuk diketahui, penjualan CSRA selama semester I-2022 berhasil tumbuh 34% menjadi Rp 521,54 miliar, dari semula Rp 388,88 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan CSRA selama semester pertama tahun ini ditopang oleh penjualan minyak sawit dan Tandan Buah Segar (TBS) yang masing-masing sebesar Rp 222,08 miliar dan Rp 261,64 miliar. Kemudian disusul oleh penjualan inti sawit sebesar Rp 37,81 miliar. Hal ini membuat laba bersih Perseroan ditutup positif sebesar Rp 178,01 miliar atau naik 113,3% dari pencapaian perseroan selama semester I-2021 yang senilai Rp 83,45 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .