Cisadane Sawit Raya (CSRA) Sudah Belanjakan 25% Belanja Modal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agenda ekspansi PT Cisadane Sawit Raya Tbk masih bergulir. Emiten sawit berkode saham CSRA itu telah merealisasikan sekitar 25% anggaran belanja modalnya (capital expenditure/capex) di sepanjang tahun berjalan 2022 untuk sejumlah agenda.

Termasuk pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) anyar perusahaan yang berlokasi di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Direktur CSRA, Seman  Sendjaja mengatakan, sebagian besar realisasi belanja modal hingga bulan Mei 2022 ini dialokasikan untuk pembangunan PKS baru dan juga overhaul PKS eksisting perusahaan, sedang sisanya untuk agenda lain seperti penanaman lahan dan lain-lain.


“(Realisasi belanja modal) yang paling besar untuk PKS, untuk overhaul pabrik (eksisting) sama pembangunan pabrik kedua,” tutur Seman saat ditemui usai acara public expose, Rabu di Jakarta (18/5).

Tahun ini, CSRA menganggarkan capex lebih dari Rp 245 miliar - Rp 250 miliar. Alokasi paling besar diperuntukan untuk agenda pembangunan PKS kedua CSRA di Tapanuli Selatan, yaitu sekitar Rp 180 miliar.

Baca Juga: Respon Industri dan Pengamat atas Kebijakan Larangan Ekspor CPO dan Turunannya

Sisanya dialokasikan untuk agenda overhaul PKS eksisting sekitar Rp 40 miliar dan juga agenda-agenda lain seperti penanaman lahan dan lain-lain sekitar Rp 25 miliar - Rp 30 miliar.

Dalam rencana CSRA, PKS kedua perusahaan akan memiliki kapasitas kapasitas produksi 45 ton per jam. PKS kedua ini akan menggenapi PKS pertama CSRA di Labuhan Batu, Sumatera Utara yang memiliki kapasitas produksi 60 ton per jam. Dengan demikian, total kapasitas produksi CSRA akan bertambah menjadi 105 ton per jam saat PKS kedua beroperasi komersial kelak.

Proses peletakan batu pertama alias ground breaking PKS kedua CSRA sudah dilangsungkan pada Januari tahun 2022 ini. Target CSRA, PKS kedua perusahaan akan sudah bisa beroperasi penuh pada Maret 2023 mendatang.

“Kalau cuaca tidak hujan terus mungkin bisa agak lebih cepat, tapi target kami kira-kira mungkin setidaknya Maret 2023 PKS kedua sudah bisa full beroperasi,” tutur Seman.

Seturut agenda overhaul PKS eksisting, Seman memperkirakan, volume produksi minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) CSRA pada tahun ini akan flat alias tidak mengalami pertumbuhan dibanding realisasi produksi tahun lalu. Faktornya ada dua.

Selain karena pengaruh overhaul, penurunan produksi CPO juga bisa terjadi lantaran kebijakan perusahaan untuk lebih mengandalkan produksi tandan buah segar (TBS) internal dan mengurangi TBS dari pihak eksternal dalam memproduksi CPO.

Seman beralasan, hal ini lantaran opsi menggunakan TBS internal bisa memberikan margin lebih tinggi ketimbang menggunakan TBS eksternal.

“Bottom line kami atau profitability kami itu pendorongnya dari TBS internal. Makanya  kami selalu fokus terhadap pertumbuhan daripada TBS internal sendiri, karena di situlah profit center kami, karena kalau beli TBS luar itu ada profit margin tapi tipis,” tutur Seman.

Sejalan dengan kebijakan ini, produksi CPO CSRA di tiga bulan pertama tahun ini mengalami penurunan. Mengutip publikasi CSRA dalam situs resminya, total produksi konsolidasi CSRA sampai Maret 2022 berjumlah 7.178 ton, lebih rendah dibanding realisasi produksi periode sama tahun 2021 yang mencapai 9.062 ton.

Segendang sepenarian, produksi inti sawit atawa palm kernel (PK) CSRA juga menyusut di tiga bulan pertama tahun ini. Sampai Maret 2022 lalu, total produksi PK CSRA tercatat berjumlah 1.809 ton, lebih rendah dibanding periode sama tahun 2021 lalu yang mencapai 2.125 ton.

Meski ada penurunan produksi CPO, Seman menuturkan, CSRA tetap membukukan kinerja bottom line yang positif, didukung dengan margin yang lebih tinggi dari penggunaan TBS internal.

Seman tidak merinci berapa laba bersih CSRA maupun angka kenaikannya di kuartal pertama tahun in. Sekadar catatan, saat tulisan ini dibuat, CSRA memang belum merilis laporan keuangan interim untuk periode Januari-Maret 2022.

Baca Juga: Raih Kinerja Memuaskan di 2021, Begini Penjelasan Cisadane Sawit Raya (CSRA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat