Jakarta. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo menilai, tarif tebusan bagi wajib pajak yang ingin mengikuti Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty terlalu rendah. Prastowo juga mengusulkan, agar tarif yang ditetapkan tidak banyak lapisan. "Kalau 1%-2% pemerintah akan kalah, 5%-10% menurut saya. Jangan terlalu banyak lapisan tarifnya, hajar saja langsung dua tarif, nonrepatriasi dan repatriasi," kata Prastowo dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komosi XI dengan Pengamat, di DPR, Jakarta, Rabu (20/4). Lebih lanjut menurutnya, tarif tersebut sesuai dengan benchmark tarif kebijakan Tax Amnesty yang telah diterapkan negara-negara lain. Prastowo juga mengusulkan, adanya tarif tebusan khusus bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM), sebesar 2%.
CITA usul tarif tax amnesty harus diperbesar
Jakarta. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo menilai, tarif tebusan bagi wajib pajak yang ingin mengikuti Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty terlalu rendah. Prastowo juga mengusulkan, agar tarif yang ditetapkan tidak banyak lapisan. "Kalau 1%-2% pemerintah akan kalah, 5%-10% menurut saya. Jangan terlalu banyak lapisan tarifnya, hajar saja langsung dua tarif, nonrepatriasi dan repatriasi," kata Prastowo dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komosi XI dengan Pengamat, di DPR, Jakarta, Rabu (20/4). Lebih lanjut menurutnya, tarif tersebut sesuai dengan benchmark tarif kebijakan Tax Amnesty yang telah diterapkan negara-negara lain. Prastowo juga mengusulkan, adanya tarif tebusan khusus bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM), sebesar 2%.