Citatah targetkan ekspor tahun ini naik 20%



JAKARTA. Perusahaan marmer, PT Citatah Tbk berencana menggenjot kinerja ekspornya. Setidaknya tahun 2014 ini menargetkan nilai ekspornya naik 20%. Berdasarkan laporan keuangan emiten berkode saham CTTH ini perusahaan mencatatkan pendapatan pada 2013 sebesar Rp 240,79 miliar. Catatan tersebut bertumbuh 48,83% dari tahun 2012 yang sebesar Rp 161,78 miliar.Adapun portofolio pendapatan mereka sebesar Rp 201,52 miliar berasal dari penjualan dalam negeri. Catatan tersebut bertumbuh 68,27% dari penjualan dalam negeri tahun 2012 yang sebesar Rp 119,80.Sementara itu ekspor mereka pada 2013 adalah sebesar Rp 39,26 miliar, menurun 6,45% dari ekspor 2012 yang sebesar Rp 41,97 miliar. Adapun negara tujuan ekspor perusahaan adalah Cina, Korea Selatan, Malyasia, Myanmar.Pendapatan dalam negeri tahun 2013 setara dengan 83,3% total penjualan. Sementara ekspor setara dengan 16,7% penjualan.Adapun tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 276 miliar. Dengan demikian target nilai ekspor CTTH tahun ini diperkirakan sekitar Rp 54 miliar.Tiffany Johanes, Direktur Keuangan CTTH mengatakan bahwa pihaknya menggenjot ekspor karena memanfaatkan nilai tukar kurs dollar. "Selain itu juga untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan property tahun ini," terang Tiffany pada KONTAN, Rabu (4/6).Untuk meningkatkan porsi ekspor tersebut, perusahaan akan menambah volume penjualan ekspor mereka.Saat ini Citatah memiliki dua pabrik, yaitu di Karawang dan di Sulawesi Selatan. Pabrik di Karawang memiliki kapasitas produksi sebesar 200 ribu meter persegi per tahun, sedangkan di Sulawesi Selatan sebesar 800 ribu meter persegi per tahun.Pabrik di Karawang hanya berupa pabrik olahan. Bahan baku marmer dari pabrik di Sulawesi Selatan. Di Karawang juga, perusahaan memproduksi marmer untuk perumahaan mewah, yang bahan bakunya berupa marmer granit, limestone diimpor dari China dan Italia. Sementara itu pabrik di Sulawesi selatan untuk menggali dan mengolah marmer diolah juga.Pada kuartal pertama tahun ini, realisasi produksi perusahaan adalah sebesar 90 ribu meter persegi. Adapun selama ini, tiap tahun kapasitas terpasang adalah sebesar 40-50% kapasitas total.Harga jual marmer sebesar Rp 300 ribu - Rp 2 juta per meter persegi. Sampai akhir tahun perusahaan kemungkinan akan menaikkan harga jual sebesar 5%. Pasalnya perusahaan kena dampak kenaikkan tarif dasar listrik.Listrik mengantongi 8% dari beban produksi. Dengan kenaikkan TDL, beban produksi akan naik sebesar 1,8% - 2% sampai akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yudho Winarto