JAKARTA. Bank asing kian nyaman berbisnis di Indonesia. Dengan penyaluran kredit yang sangat kecil, laba mereka bisa naik berlipat ganda.
Itu terbukti dari laporan keuangan Citibank Indonesia dan DBS yang dipublikasikan pekan lalu. Per September 2009, Citibank berhasil mencetak laba Rp 1,79 triliun, melonjak hingga 56% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 1,14 triliun. Rico Usthafia Frans, Country Marketing Direktor Citibank Indonesia menjelaskan, perolehan laba Citibank itu tak hanya didukung oleh pendapatan bunga kredit, tapi juga berasal dari kegiatan operasional bank. "Pendapatan operasional kami meningkat secara cukup signifikan," katanya, Senin (23/11). Dari hasil operasional, per September 2009 Citibank berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,84 triliun. Hasil ini meningkat sebesar 66% jika dibandingkan dengan pendapatan operasional pada tahun sebelumnya. Rico bilang, pendapatan bunga bersih tidak mengalami pertumbuhan signifikan karena kredit pun tidak mengalami kenaikan. Malah, total kredit per September 2009 yang mencapai Rp 24,5 triliun terhitung turun 0,3% jika dibanding kan outstanding kredit per September 2009. Meski tumbuh negatif, Rico menganggap pertumbuhan kredit di Citibank tahun ini masih wajar. Baginya, ini merupakan siklus normal yang biasa. "Tidak ada masalah pada pengucuran kredit. Kami masih stabil," katanya. Saat ini hampir separuh lebih dari total kredit Citibank Indonesia mengalir ke korporasi. "Merata ke hampir semua sektor korporasi," ujar dia. Adapun sisanya merupakan kredit ritel yang terdiri dari personal loan dan kartu kredit. Sejak dua tahun belakangan ini, Citibank Indonesia fokus menggarap pasar kredit usaha kecil dan menengah. Selain itu, tahun ini bisnis retail banking Citibank Indonesia lebih memprioritaskan wealth management. Meski pada awal tahun bisnis ini terasa berat, menurut Rico, sejak pertengahan tahun, animo masyarakat untuk menggunakan produk wealth management kembali meningkat. "Wealth management memberikan hasil fee based income terbesar di Citibank," katanya. Bisa tumbuh positif Sementara itu, PT Bank DBS Indonesia (DBSI) mencatat laba sebesar Rp 190 miliar per September 2009. Lonjakan laba DBS lebih dahsyat ketimbang Citibank. Dibandingkan periode yang sama 2009, laba DBS Indonesia meningkat hingga 91%. Dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN Senin (23/11), Direktur Utama DBS Indonesia Hendra Gunawan bilang laba DBS meningkat karena ada lonjakan pendapatan operasional dari Rp 33 miliar pada September 2008 menjadi Rp 185 miliar. "Pengetahuan lokal kami dan hubungan dengan nasabah makin kuat. Ini menjadi kunci dalam peningkatan pertumbuhan," ujar dia.
Tidak berbeda dengan Citibank, meski mampu menumpuk laba, pertumbuhan kredit DBS Indonesia per September masih negatif. Per September 2009 outstanding kredit DBS Indonesia sebesar Rp 13,9 triliun, alias turun 13 % jika dibandingkan dengan September tahun lalu yang mencapai Rp 16,1 triliun. Menurut Hendra, penurunan angka total kredit ini merupakan efek dari penerapan manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian manajemen dalam menyalurkan kredit. Maklum sepanjang tahun ini krisis masih sangat terasa oleh bank milik asing. Hendra yakin kondisi ini bakal segera membaik, apalagi perekonomian Indonesia telah mengalami pertumbuhan positif. "Posisi kami tepat untuk menangkap peluang bisnis di Indonesia. Kami yakin, lima sampai sepuluh tahun ke depan bisa mewujudkan keinginan menjadi bank 10 besar di Indonesia." Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan