Citigroup Berencana Merumahkan 52.000 Pekerja



NEW YORK. Citigroup Inc menggulirkan rencana untuk memangkas pekerjanya pada awal tahun depan. Tidak tanggung-tanggung, jumlah pekerja yang akan dirumahkan mencapai 52.000 karyawan. Langkah yang  diambil bank nomor dua di Amerika Serikat (AS) ini merupakan upaya untuk mengurangi kerugian akibat krisis perekonomian global.

Rencana tersebut diumumkan oleh CEO Citigroup Vikram Pandit, Senin kemarin. Dia bilang, pihaknya akan mengerucutkan jumlah armada sebesar 15%. Sebelumnya, Citi sudah merumahkan 23.000 pekerjanya yang dilakukan pada Januari hingga September 2008.

Jika rencana tersebut benar-benar dijalankan, maka nantinya Citigroup hanya memiliki sekitar 300.000 armada saja. Jumlah ini 20% lebih rendah dibanding akhir 2007 dan hampir sama dengan jumlah karyawan pada akhir 2005 lalu.


Dengan adanya PHK itu, Citi berharap dapat menghemat 20% pengeluaran. Citi sendiri menargetkan modal kerja hanya sebesar US$ 50 miliar hingga US$ 52 miliar pada 2009 mendatang. Padahal, tahun ini, anggaran modal kerja Citi mencapai US$ 61,9 miliar.

Yang mengkhawatirkan, pemangkasan ini akan dilakukan secara global dan diperkirakan juga akan berdampak di banyak negara.

Menurut salah seorang sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya, separuh dari jumlah tersebut termasuk karyawan yang diberhentikan sementara waktu dan mutasi. Sedangkan sisanya berasal dari unit penjualan, seperti retail banking business Jerman.

Sekadar tambahan informasi, Pandit menjabat sebagai CEO Citigroup sejak akhir Desember lalu. Dia banyak mendapat kritikan dari investor dan pihak lain, karena gagal mengimplementasikan rencana kerjanya. Tahun lalu, bank yang berbasis di New York itu sudah mengalami kerugian mencapai US$ 20,3 miliar. Bahkan banyak analis yang berpendapat, Citi tidak akan mampu meraup keuntungan sebelum 2010.

“Seiring dengan terus melemahnya perekonomian, Citi akan terus mengalami kerugian kredit yang lebih besar. Dengan pemangkasan karyawan, akan mengurangi jumlah kerugian. Tapi tetap saja sulit mendapatkan keuntungan,” jelas Michael Holland dari Holland & CO di New York.

Saham Citi masih tertekan

Pada transaksi perdagangan di New York Stock Exchange kemarin waktu lokal, saham Citigroup ditutup dengan penurunan 63 sen atau 6,6% menjadi US$ 8,89. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, saham Citigroup sudah anjlok 70% dengan kapitalisasi pasar mencapai US$ 48,4 miliar.

Minggu lalu, harga saham Citigroup merosot menjadi satu digit untuk pertama kalinya sejak Sanford Weill mendirikan bank tersebut pada 1998.

Meski demikian, Citigroup meyakinkan, perusahaan masih memiliki posisi modal kerja yang baik. Bahkan menurut sumber tersebut, Citigroup tidak perlu lagi memangkas jumlah dividen yang akan dibagikan, yang sepanjang tahun ini sudah dipotong sebanyak dua kali.

Citigroup juga bilang, manajemen direksi akan memutuskan mengenai kompensasi bagi para eksekutif setelah 31 Desember nanti.

Keputusan Citigroup ini menuai kritikan dari Pengacara Umum New York Andrew Cuomo. Cuomo mengimbau agar pihak perbankan mengikuti keputusan Goldman untuk tidak memberikan bonus kepada para eksekutif tahun ini.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie