TOKYO. Gempa dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang 11 Maret lalu bakal membuat Negeri Matahari Terbit itu kesulitan pasokan energi. Menurut Citigroup Inc, masalah tersebut juga akan merembet kepada aktivitas bisnis di Jepang sehingga mempengaruhi perekonomiannya. "Kekhawatiran terbesar adalah ledakan dahsyat pada suplai energi di wilayah timur Jepang. Sangat sulit untuk mengatakan berapa lama kondisi ini akan berdampak negatif pada aktivitas korporat," jelas Kiichi Murashima, chief economist Citigroup Global Markets Japan di Tokyo. Murashima memprediksi, di bawah skenario terburuk, suplai energi di Jepang kemungkinan akan berkurang sebanyak 54% dan akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada suplai energi dari Tokyo Electric Power Co. Kalkulasi itu dibuat berdasarkan pada penghentian sementara waktu kegiatan operasional di seluruh pabrik nuklir."Dengan mempertimbangkan dampak gempa terhadap perekonomian, kami memprediksi, kapasitas suplai energi Jepang benar-benar terganggu," kata Murashima.
Citigroup: Gempa bikin suplai energi Jepang benar-benar terganggu
TOKYO. Gempa dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang 11 Maret lalu bakal membuat Negeri Matahari Terbit itu kesulitan pasokan energi. Menurut Citigroup Inc, masalah tersebut juga akan merembet kepada aktivitas bisnis di Jepang sehingga mempengaruhi perekonomiannya. "Kekhawatiran terbesar adalah ledakan dahsyat pada suplai energi di wilayah timur Jepang. Sangat sulit untuk mengatakan berapa lama kondisi ini akan berdampak negatif pada aktivitas korporat," jelas Kiichi Murashima, chief economist Citigroup Global Markets Japan di Tokyo. Murashima memprediksi, di bawah skenario terburuk, suplai energi di Jepang kemungkinan akan berkurang sebanyak 54% dan akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada suplai energi dari Tokyo Electric Power Co. Kalkulasi itu dibuat berdasarkan pada penghentian sementara waktu kegiatan operasional di seluruh pabrik nuklir."Dengan mempertimbangkan dampak gempa terhadap perekonomian, kami memprediksi, kapasitas suplai energi Jepang benar-benar terganggu," kata Murashima.