Citilink amankan stok avtur pesawat



JAKARTA. Harga minyak dunia yang masih tersungkur membuat maskapai penerbangan memanfaatkan momen ini. Salah satunya adalah dengan mengamankan stok avtur.

Misalnya PT Citilink Indonesia. Mereka berupaya mengamankan stok avtur sepanjang tahun ini. "Yang jelas sebagian dari stok kami satu tahun ini akan kami amankan," kata Albert Burhan, Chief Executive Officer PT Citilink Indonesia kepada KONTAN beberapa waktu lalu, tanpa memerinci berapa banyak jumlahnya.

Meski begitu Albert memastikan pihaknya tidak akan melakukan lindung nilai (hedging) avtur dalam jumlah banyak. Citilink hanya akan mengamankan 40% dari total kebutuhan avtur tahun ini.


Langkah pengamanan stok avtur ini penting mengingat harganya naik turun. Apalagi, komponen bahan bakar pesawat atau avtur memakan porsi 50% dari total beban operasional Citilink.

Anak usaha PT Garuda Indonesia ini meyakini harga minyak dunia yang berkisar US$ 50,63 per barel masih berpotensi turun. Dengan porsi hedging 40%, perusahaan ini tidak akan menelan kerugian terlalu banyak apabila harga minyak dunia terus turun.

Citilink akan melakukan hedging avtur secara bertahap. "Belum jelas awalnya akan mulai dari berapa. Yang jelas ending-nya maksimal hanya 40%," tegasnya.

Namun, Citilink masih belum berencana mengamankan kebutuhan dollar AS. Soalnya, kondisi rupiah masih terkapar sehingga belum perlu hedging kurs. Menurutnya, Citilink masih memiliki banyak kebutuhan dari pada harus membeli dollar AS.

Albert mengaku saat ini, ia tengah berusaha menjaga arus kas perusahaan. Ia ingin memastikan selama satu tahun sampai dua tahun ke depan, Citilink masih mempunyai dana kas yang cukup untuk menghadapi kondisi apapun.

Meski sudah mengantongi pinjaman US$ 65 juta dari Garuda Indonesia, Citilink mulai menjajaki pinjaman tanpa jaminan sang induk dari dua bank domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto