Citra Marga Nusaphala (CMNP) Targetkan Pendapatan Rp 4,86 Triliun di 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) menargetkan bisa meraih pendapatan sebesar Rp 4,86 triliun di tahun 2025.

Direktur Independen CMNP Hasyim mengatakan, target tersebut tumbuh dari target pendapatan di tahun 2024 yang sebesar Rp 3,11 triliun.

“Hal itu didorong oleh peningkatan tarif dan lalu lintas harian rata-rata (LHR) jalan tol di tahun 2025,” ujarnya dalam Public Expose CMNP di Jakarta, Selasa (10/12).


Hasyim menjelaskan, CMNP saat ini memiliki enam konsesi jalan tol utama dalam portofolio aset mereka. 

Yaitu, Jakarta Intra Urban Toll Road (JIUT) yang sahamnya dimiliki 100%, Waru-Juanda (Warju) Toll dengan kepemilikan 96,83%, Desari Toll dengan kepemilikan 79,79%, Soroja Toll dengan kepemilikan 82,4%, Cisumdawu Toll dengan kepemilikan 65,3%, dan Bogor Ring Road (BORR) Toll dengan kepemilikan 45%.

Baca Juga: Citra Marga Nusaphala (CMNP) Kantongi Pendapatan Rp 1,68 Triliun di Semester I 2024

Tarif tol JIUT, Antasari-Salabenda, Soreng-Pasir Koja, Warju, dan Cisumdawu akan mengalami kenaikan di awal tahun 2025. Rata-rata kenaikan Rp 500 - Rp 1.500 untuk setiap golongan.

Menurut proyeksi perseroan, di tahun 2024, LHR JIUT diperkirakan sebesar 546.821 kendaraan per hari. Perkiraannya, LHR JIUT bakal naik menjadi 547.903 kendaraan per hari pada tahun 2025.

LHR Warju diperkirakan sebesar 60.028 kendaraan per hari di tahun 2024 dan naik jadi 60.734 kendaraan per hari di tahun 2025. LHR Soroja diperkirakan sebesar 44.128 kendaraan per hari di tahun 2024 dan naik jadi 47.155 kendaraan per hari di tahun 2025.

Kemudian, LHR Desari diperkirakan sebesar 85.830 kendaraan per hari di tahun 2024 dan naik menjadi 87.669 kendaraan per hari di tahun 2025. LHR Cisumdawu diperkirakan sebesar 24.483 kendaraan per hari dan akan naik menjadi 25.277 kendaraan per hari di tahun 2025.

“LHR di tahun 2024 itu rata-rata agak turun secara keseluruhan dan akan mengalami kenaikan di tahun 2025. Selain itu, ada kenaikan tarif untuk beberapa ruas tol CMNP, sehingga pendapatan naik,” ujar Hasyim.

Sayangnya, CMNP memproyeksikan laba bersih bakal turun di tahun 2025. Pada tahun 2024, CMNP menargetkan raihan laba bersih sebesar Rp 983 miliar. Sementara, laba bersih CMNP diproyeksikan bakal turun menjadi Rp 696 miliar di tahun 2025.

Hal tersebut dikarenakan pertambahan beban bunga akibat pinjaman yang diambil perseroan untuk pendanaan proyek. CMNP memiliki pinjaman dari Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar sekitar Rp 4,3 triliun. 

Sebagian pinjaman, yaitu sekitar Rp 2,3 triliun, sudah cair di tahun 2024. Sisanya, sebesar Rp 2 triliun akan cair di tahun 2025.

”Pinjaman ini akan digunakan sebagai pendanaan proyek di antaranya untuk Proyek Tol Cisumdawu. Jadi, ada proyeksi beban sekitar Rp 396 miliar,” kata Hasyim.

Baca Juga: Citra Marga Nusaphala (CMNP) Menggeber Proyek Jalan Tol Baru

Melansir laporan keuangan, CMNP mengantongi pendapatan sebesar Rp 2,72 triliun per September 2024, turun dari Rp 3,17 triliun pada periode sama tahun lalu. Laba bersih juga turun 2,51% YoY ke Rp 901,26 miliar per kuartal III 2024.

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat, pergerakan saham CMNP tengah dalam tren sideways, dengan support di level Rp 1.405 per saham dan resistance Rp 1.465 per saham.

“Indikator MACD membentuk bullish divergence, sehingga mengindikasikan penguatan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (10/12).

William pun merekomendasikan beli untuk saham CMNP dengan target harga di level Rp 1.520 per saham di akhir tahun 2024.

 

CMNP Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat