Citra Marga royal belanja di 2015



JAKARTA. Perusahaan jasa konstruksi dan operator tol PT Citra Marga Nusaphala Tbk akan jor-joran belanja tahun depan. Perusahaan itu mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 4,98 triliun.

Patut dicatat, nilai alokasi capex itu 24,3 kali lebih besar dari realisasi capex di tahun ini. Hingga akhir 2014 nanti, perusahaan itu menghitung hanya menghabiskan capex senilai Rp 205,33 miliar.

Untuk memenuhi mayoritas kebutuhan capex, Citra Marga bermaksud menerbitkan surat utang (obligasi). Sejauh ini, manajemen perusahaan itu belum bisa memutuskan denominasi obligasi itu; apakah dalam rupiah atau dalam dollar Amerika Serikat (AS).


Namun, target perolehan dananya sudah ketahuan, yaitu Rp 3 triliun. "Nanti capex akan dikombinasikan dengan internal kas," ujar Direktur Keuangan Citra Marga Nusaphala Persada Indrawan Sumantri, kemarin (12/12).

Hingga September 2014, kas dan setara kas Citra Marga tercatat Rp 1,89 triliun. Catatan duit internal ini lebih besar daripada nilai di periode sama 2013 yakni Rp 1,58 triliun.

Perusahaan yang tercatat dengan kode CMNP di Bursa Efek Indonesia itu memiliki empat rencana peruntukan capex jumbo. Pertama, memperluas ruas Jalan Tol Dalam Kota atau Jakarta Intra Urban Tollroad (JIUT).

Lantaran sudah tidak mampu menampung beban kendaraan yang melintas, ruas tol JIUT yang semula hanya menjangkau Cawang-Tanjung Priok-Jembatan Lima, akan diperluas hingga Plumpang. Citra Marga memperkirakan kebutuhan dana untuk memperluas ruas tol ini mencapai Rp 3,6 triliun.

Kedua, mengembangkan ruas tol Depok - Antasari. Di proyek ini, Citra Marga  masih akan mengejar penyelesaian pembebasan lahan untuk tahap I, yang terbagi menjadi dua seksi.

Sejauh ini, dari total kebutuhan lahan sepanjang 6,9 kilometer (km) untuk seksi I Antasari - Brigif, yang sudah dibebaskan baru sekitar 66%. Sementara dari total lahan sepanjang 6,3 km untuk seksi II Brigif - Krukut - Sawangan, yang sudah dibebaskan baru 18%. Hitungan perusahaan itu, proses pembebasan seluruh lahan tersisa membutuhkan dana Rp 3,29 triliun.

Target pendapatan

Ketiga, mengembangkan proyek ruas tol Bojong Gede - Yasmin - Ciawi. Citra Marga baru mengantongi izin pemrakarsa proyek tol ini pada awal Desember 2014. 

Dus, dalam enam bulan kedepan Citra Marga masih akan melakukan studi lebih lanjut untuk menyusun rencana bisnis. Setelah itu, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan melakukan tender. Aturan mainnya, siapapun yang mengajukan estimasi nilai proyek dengan nilai mendekati estimasi biaya yang dibuat CMNP, keluar sebagai pemenang tender.

Terakhir, atau keempat, mengembangkan dua anak perusahaan. Keduanya adalah PT Citra Persada Infrastruktur yang bergerak di bidang perdagangan, pembangunan dan jasa lain. Perusahaan ini berdiri sejak Januari 2009. Citra Marga mengempit 99,95% di Citra Persada.

Anak perusahaan lain adalah PT Girder Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan, kontraktor, pengolahan lahan, pengadaan barang, perindustrian dan jasa lain. Perusahaan ini hadir sejak Januari 2012. Citra Marga memiliki Girder Indonesia melalui Citra Persada. "Girder akan kami fokuskan menggarap proyek di Kalimantan dan Sumatera," ujar Indrawan.

Meski menganggarkan dana belanja modal besar tahun depan, rupanya Citra Marga hanya membidik pendapatan Rp 1,48 triliun atau meningkat 22,31% dari target tahun ini. Asal tahu saja, sepanjang tahun ini, perusahaan itu membidik pendapatan senilai Rp 1,21 triliun.

Sepanjang Januari-September 2014, Citra Marga meraup pendapatan Rp 827,03 miliar. Kontributor terbesar adalah pendapatan ruas tol JIUT sebesar Rp 695,55 miliar. Lantas di posisi kedua adalah pendapatan tol Susun Waru-Juanda Rp 67,83 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina