KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Clipan Finance Indonesia masih mengandalkan pinjaman dari perbankan sebagai salah satu sumber dana untuk mendukung kinerja. Penerbitan obligasi belum jadi prioritas perusahaan untuk mendapatkan pendanaan. Padahal sudah terbilang lama perusahaan pembiayaan milik grup Panin ini merilis obligasi. Terakhir mereka melakukannya adalah di 2011 lalu. Direktur Clipan Finance Engelbert Rorong mengakui ada beberapa pertimbangan perusahaan untuk menahan diri dalam menerbitkan obligasi. Pertama adalah persiapan dalam merilis obligasi terbilang lebih lama. Makanya, untuk penerbitan surat utang pun Clipan Finance lebih memilih medium term notes (MTN). "Dan kalau pun cost of fund-nya tak beda jauh tentu kami lebih prioritaskan MTN," kata dia baru-baru ini. Termasuk untuk 2018 nanti, ia menyebut pihaknya punya rencana untuk kembali merilis utang jangka menengah. Selain untuk mendukung modal kerja, juga sebagai sarana refinancing atas MTN yang juga bakal jatuh tempo di tahun depan. Selain itu, ia menambahkan, minat perbankan dalam mengucurkan kredit ke perusahaannya masih sangat besar. Dua belas bank termasuk bank Panin disebutnya menjadi kreditur perseroan saat ini. Sementara dari sisi komposisi, pinjaman bank punya porsi yang relatif sama besar dengan pendanaan lewat ekuitas perseroan yakni masing-masing sekitar 45%. Baru sisanya diisi dari penerbitan MTN.
Clipan Finance utang ke bank ketimbang obligasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Clipan Finance Indonesia masih mengandalkan pinjaman dari perbankan sebagai salah satu sumber dana untuk mendukung kinerja. Penerbitan obligasi belum jadi prioritas perusahaan untuk mendapatkan pendanaan. Padahal sudah terbilang lama perusahaan pembiayaan milik grup Panin ini merilis obligasi. Terakhir mereka melakukannya adalah di 2011 lalu. Direktur Clipan Finance Engelbert Rorong mengakui ada beberapa pertimbangan perusahaan untuk menahan diri dalam menerbitkan obligasi. Pertama adalah persiapan dalam merilis obligasi terbilang lebih lama. Makanya, untuk penerbitan surat utang pun Clipan Finance lebih memilih medium term notes (MTN). "Dan kalau pun cost of fund-nya tak beda jauh tentu kami lebih prioritaskan MTN," kata dia baru-baru ini. Termasuk untuk 2018 nanti, ia menyebut pihaknya punya rencana untuk kembali merilis utang jangka menengah. Selain untuk mendukung modal kerja, juga sebagai sarana refinancing atas MTN yang juga bakal jatuh tempo di tahun depan. Selain itu, ia menambahkan, minat perbankan dalam mengucurkan kredit ke perusahaannya masih sangat besar. Dua belas bank termasuk bank Panin disebutnya menjadi kreditur perseroan saat ini. Sementara dari sisi komposisi, pinjaman bank punya porsi yang relatif sama besar dengan pendanaan lewat ekuitas perseroan yakni masing-masing sekitar 45%. Baru sisanya diisi dari penerbitan MTN.