CMNP stagnan tanpa jalan tol baru



JAKARTA. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) merupakan perusahaan pengelola jalan tol swasta pertama di Indonesia. Tapi, dibandingkan pesaingnya, termasuk para pendatang baru, ekspansi CMNP terbilang kendor.

Sudah puluhan tahun, tapi CMNP baru sepenuhnya memiliki dan mengoperasikan dua ruas, yakni Wiyoto Wiyono dan Waru-Juanda. "Kedua ruas itu sudah tidak lagi memberikan akselerasi pendapatan bagi CMNP," ujar Marwan Halim, analis UOB Kay Hian Securities Indonesia dalam riset 25 November lalu.

Pemasukan dua ruas tersebut sudah mulai stagnan. Ini karena dua ruas tol itu sudah mencapai kapasitas volume traffic maksimumnya, rata-rata 240.000 dan 38.000 mobil dalam tiga tahun terakhir.


Marwan menambahkan, kenaikan pendapatan CMNP bukan karena kenaikan pengguna jalan tol. "Kenaikannya didorong oleh kenaikan tarif tol sebesar 4% CAGR, sementara, kenaikan volume traffic hanya 1,3%," jelas Marwan.

Artinya, CMNP wajib membuat atau mengakuisisi proyek jalan tol lain. Ini yang menjadi dasar CMNP mengerjakan dua proyek jalan tol:  Depok-Antasari sepanjang 22 kilometer (km) dan ruas Soreang-Pasir Koja 8,15 km. Sepanjang 12 km pertama ruas Depok-Antasari ditargetkan mulai beroperasi awal 2017. target Soreang-Koja beroperasi tahun 2016.

Kiswoyo Adi Joe, analis Saran Investa Mandiri, mengatakan, mahal atau tidaknya tarif jalan tol salah satunya berdasarkan tinggi rendahnya investasi lahan. Nah, ruas Depok-Antasari dibangun di Jabodetabek, yang harga tanahnya tinggi. Alhasil, CMNP membutuhkan waktu lebih lama mencapai break event point.

Hingga kuartal III-2015, CMNP mencatat pendapatan Rp 1,08 triliun. "Belum ada penambahan ruas baru, jadi diprediksi pendapatannya akan bertambah sekitar Rp 200 miliar lagi hingga akhir tahun," ujar Kiswoyo.

Reza Priyambada, Kepala Riset NH Koorindo Securities,  menilai, kurangnya ekspansi CMNP juga dipengaruhi sumber dana. CMNP jarang melakukan aksi  mencari sumber dana baru. Alhasil, Reza merekomendasikan hold saham CMNP dengan target Rp 1.800. "Tapi, ini di luar sentimen Depok-Antasari, tergantung kondisi fundamental saja saat ini," imbuh Reza.

Marwan belum memberikan pertimbangan saham CMNP. Kiswoyo merekomendasikan hold dengan target Rp 1.600 per saham. Sedangkan Timothy Stanish, analis Eva Dimension merekomendasikan overweight saham CMNP.             

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto