KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengatur strategi untuk mempertahankan beban pendanaan di tengah proyeksi OJK yang menyebut tren suku bunga tinggi akan berlanjut di tahun depan. Sebagaimana diketahui, jika ramalan OJK benar terjadi, maka bisa menambah beban perusahaan multifinance. Terlebih, sepanjang periode Januari-Agustus 2023, beban bunga multifinance sudah melesat 41,14% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 15,52 triliun. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengungkap, dalam mempertahankan beban pendanaan termasuk beban bunga, pihaknya akan menjaga kestabilan dengan memanfaatkan pinjaman jangka pendek, pembiayaan bersama (joint financing) dan penerbitan Sukuk yang murah. Baca Juga: CNAF Targetkan Pembiayaan Kendaraan Ramah Lingkungan Tumbuh 17,6% di 2024 Dengan kestabilan sumber pendanaan, Ristiawan yakin CNAF tetap dapat memberikan suku bunga pembiayaan ke nasabah sesuai dengan nilai yang kompetitif dan berbasis risiko (Risk based pricing). "Dengan demikian bisnis CNAF tetap terjaga dengan baik yaitu portolio yang tetap tumbuh dengan sehat dan menguntungkan,” kata Ristiawan kepada Kontan.co.id, Jum’at (1/12). Sampai dengan bulan Oktober 2023, CNAF telah membukukan beban bunga sebesar Rp 269 miliar. Nilai tersebut adalah sebesar 6,49% rasio beban bunga. Sementara itu, porsi beban bunga ini sebesar 30,9% dari total beban keuangan perusahaan. Ristiawan mengatakan, hal tersebut menunjukkan bahwa CNAF dapat menjaga kestabilan nilai beban bunga meskipun saat ini suku bunga acuan BI meningkat. Adapun rasio beban bunga per Desember 2022 yakni 6,38%.
CNAF Atur Strategi Mempertahankan Beban Pendanaan pada Tahun Depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengatur strategi untuk mempertahankan beban pendanaan di tengah proyeksi OJK yang menyebut tren suku bunga tinggi akan berlanjut di tahun depan. Sebagaimana diketahui, jika ramalan OJK benar terjadi, maka bisa menambah beban perusahaan multifinance. Terlebih, sepanjang periode Januari-Agustus 2023, beban bunga multifinance sudah melesat 41,14% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 15,52 triliun. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengungkap, dalam mempertahankan beban pendanaan termasuk beban bunga, pihaknya akan menjaga kestabilan dengan memanfaatkan pinjaman jangka pendek, pembiayaan bersama (joint financing) dan penerbitan Sukuk yang murah. Baca Juga: CNAF Targetkan Pembiayaan Kendaraan Ramah Lingkungan Tumbuh 17,6% di 2024 Dengan kestabilan sumber pendanaan, Ristiawan yakin CNAF tetap dapat memberikan suku bunga pembiayaan ke nasabah sesuai dengan nilai yang kompetitif dan berbasis risiko (Risk based pricing). "Dengan demikian bisnis CNAF tetap terjaga dengan baik yaitu portolio yang tetap tumbuh dengan sehat dan menguntungkan,” kata Ristiawan kepada Kontan.co.id, Jum’at (1/12). Sampai dengan bulan Oktober 2023, CNAF telah membukukan beban bunga sebesar Rp 269 miliar. Nilai tersebut adalah sebesar 6,49% rasio beban bunga. Sementara itu, porsi beban bunga ini sebesar 30,9% dari total beban keuangan perusahaan. Ristiawan mengatakan, hal tersebut menunjukkan bahwa CNAF dapat menjaga kestabilan nilai beban bunga meskipun saat ini suku bunga acuan BI meningkat. Adapun rasio beban bunga per Desember 2022 yakni 6,38%.