KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyatakan industri multifinance akan menghadapi kondisi yang lebih berat pada tahun depan dibandingkan pada 2024. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan salah satu tantangan dipicu kondisi geopolitik (perang) yang masih terus bergejolak, bahkan mulai melebar ke Timur-Tengah. "Ditambah risiko dari perang dagang hingga adanya pemerintahan yang baru di Amerika Serikat, tentu akan berdampak pada perekonomian global dan Indonesia," ucapnya kepada Kontan.co.id, Senin (9/12).
Ristiawan menambahkan, adanya tantangan akibat penerapan berbagai macam tambahan pajak baru yang berlaku pada 2025 juga akan menambah tekanan terhadap multifinance dan industri lain. Dia bilang hal itu perlu diwaspadai karena efek dominonya akan berdampak terhadap pelemahan daya beli masyarakat, termasuk pelemahan permintaan pembiayaan. Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance Salurkan Pembiayaan Rp 8,79 Triliun per November 2024 Meskipun demikian, Ristiawan berharap ekonomi Indonesia bisa makin membaik pada 2025 di bawah pemerintahan baru. Dia juga berharap berbagai stimulus dari pemerintah bisa segera dikucurkan guna menahan tekanan ekonomi, khususnya stimulus yang berkaitan dengan bisnis pembiayaan di Indonesia. "Selain itu, suku bunga diharapkan dapat terus di-adjust turun, sehingga daya beli masyarakat dapat menggeliat kembali," tuturnya.