CNI gandeng Wijaya Karya (WIKA) percepat pembangunan smelter feronikel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ceria Metalindo Indotama (CMI), entitas anak PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengerjakan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT CNI, Derian Sakmiwata dan Direktur Operasi II WIKA, Harum Akhmad Zuhdi serta disaksikan oleh Manajemen kedua Perusahaan di Jakarta, Jumat (27/11).

WIKA mendapat kepercayaan sebagai pelaksana proyek itu berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi dan verifikasi oleh PT CNI.

"Semoga dengan ditandatanganinya kontrak strategis ini, PT CNI bisa mengoptimalkan besarnya potensi nikel di dalam negeri dan menjadikan industri hulu dan hilir nikel sebagai sektor yang diprediksi bakal prospektif dalam beberapa tahun ke depan," ujar Derian dalam keterangan persnya.

Ia menambahkan, dengan semangat Merah Putih, komoditas nikel akan menjadi harapan untuk menggenjot pertumbuhan industri logam dasar, sekaligus pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga: Ini kata IMA dan AP3I terkait pembanguna smelter tembaga baru

Rencananya Proyek yang berlokasi di Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara ini akan berlangsung selama 36 bulan kalender kerja. Lingkup pekerjaan Perseroan meliputi engineering, procurement, construction, commissioning, dan financing.

"WIKA menyambut positif kepercayaan besar yang diberikan oleh PT Ceria Nugraha Indotama. Insha Allah, proyek ini dapat selesai tepat waktu dengan kualitas yang memuaskan dan bisa menjadi titik ungkit kebangkitan industri berbasis mineral di tanah air dan dunia," ujar Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito.

Pembangunan pabrik feronikel itu akan terdiri dari dua lajur produksi, jalur produksi 3 dan 4 (2 x72 MVA) dengan nilai kontrak sebesar Rp2,8 triliun dan 180 juta dolar AS.

Masing-masing lajur ditunjang dengan fasilitas produksi utama, yaitu Rotary Dryer berkapasitas 196 ton/jam (wet base), Rotary Kiln berkapasitas 178 ton/jam (wet base), Electric Furnace berkapasitas 72 MVA serta peralatan penunjang lainnya dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2023 dan mampu mencapai kapasitas produksi sebesar 27.800 ton Ni/year (Ferronickel 22 persen Ni).

Selain CMI, entitas anak dari CNI yang juga melakukan tanda tangan dengan WIKA adalah PT Ceria Kobalt Indotama (CKI).

Kerja sama keduanya berfokus pada sinergi EPC proyek nickel laterite hydrometallurgy beserta power plant dengan estimasi nilai kontrak sebesar US$ 1,1 miliar.

Proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Kobalt dengan Teknologi (HPAL) yang menjadi inti pada kerja sama dengan CMI-WIKA itu diproyeksikan memiliki kapasitas produksi per tahun sebesar 100.000 ton/tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) (40 persen Ni dan 4 persen Co dalam MHP) dan 158.000 ton/tahun konsetrat Chromium.

Fasilitas produksi utama pada pabrik itu adalah Ore preparation facility dan Hydrometallurgical plant berkapasitas 3,6 juta ton/tahun (dry base), Limestone treatment plant berkapasitas 770 ribu ton/tahun (wet base), Sulfuric Acid Plant berkapasitas 550 ribu ton/tahun, Residue storage facilities berkapasitas 970 ribu ton tailing serta peralatan penunjang lainnya.

Editor: Yudho Winarto