JAKARTA. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) di Rengat dan Tembilhan boleh saja molor. Namun, dua proyek ini sepertinya bakal menjadi portofolio baru yang bakal diandalkan perseroan untuk beberapa waktu ke depan. "Selama ini, diatas 95% dari pendapatan kami diperoleh dari penjualan batubara. Tapi, setelah dua PLTU ini berjalan, mungkin setelah tahun 2016 kontribusinya bisa di atas 10%," jelas Head of Investor Relation CNKO Wiim Andrian, (8/10). Gambaran saja, semester I tahun ini pendapatan CNKO mengalami penurunan 15,7% menjadi Rp 735,3 miliar. Jika mengacu pada angka tersebut, berarti kontribusi bisnis batubara untuk pendapatan CNKO setara Rp 698,53 miliar. Masih menggunakan asumsi yang sama, berarti kontribusi pemdapatan CNKO dari bisnis PLTU minimal Rp 73,53 miliar.
CNKO targetkan pendapatan dari PLTU minimal 10%
JAKARTA. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) di Rengat dan Tembilhan boleh saja molor. Namun, dua proyek ini sepertinya bakal menjadi portofolio baru yang bakal diandalkan perseroan untuk beberapa waktu ke depan. "Selama ini, diatas 95% dari pendapatan kami diperoleh dari penjualan batubara. Tapi, setelah dua PLTU ini berjalan, mungkin setelah tahun 2016 kontribusinya bisa di atas 10%," jelas Head of Investor Relation CNKO Wiim Andrian, (8/10). Gambaran saja, semester I tahun ini pendapatan CNKO mengalami penurunan 15,7% menjadi Rp 735,3 miliar. Jika mengacu pada angka tersebut, berarti kontribusi bisnis batubara untuk pendapatan CNKO setara Rp 698,53 miliar. Masih menggunakan asumsi yang sama, berarti kontribusi pemdapatan CNKO dari bisnis PLTU minimal Rp 73,53 miliar.