Coca-Cola dikabarkan akan akuisisi BodyArmor



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan raksasa minuman, Coca-Cola dikabarkan akan mengambil alih produsen minuman olahraga Amerika Serikat (AS), BodyArmor. Dilansir dari Bloomberg, Jumat (29/10), Coca-Cola akan meningkatkan sahamnya sebelum menjadi pemegang saham utama. Dalam negosiasi tersebut, BodyArmor dihargai US$ 8 miliar. 

Transaksi diperkirakan selesai beberapa minggu mendatang jika pihak pendukung menyetujui. Namun juru bicara Coca-Cola menolak berkomentar. Perwakilan BodyArmor juga tidak mau memberikan tanggapan. 

Menurut laporan itu, Coca-Cola mengajukan kesepakatan pada akhir Februari untuk mengakuisisi sisa kepemilikan. Sebelumnya, Coca-Cola telah mengakuisisi saham perusahaan pada 2018 silam. 


Sejak itu, Coca-Cola menjadi pemegang saham terbesar kedua di belakang pendirinya, Mike Repole. Akuisisi ini akan menjual kopi di segmen minuman, olahraga, dan Coca-Cola. 

Baca Juga: Kinerja kuartalan Apple dan Amazon picu kekhawatiran pasar

Segmen bisnis ini tumbuh enam persen pada kuartal terakhir, sama dengan penjualan minuman berkarbonasi, tetapi hanya setengah dari segmen nutrisi, jus, dan produk susu. Melalui akusisi tersebut, Coca-Cola dapat mempersempit persaingan dengan pesaing PepsiCo.

BodyArmor dipasarkan sebagai minuman olahraga premium menggunakan air kelapa, kadar natrium dan kalium yang rendah, tidak ada pewarna buatan dan penggunaan gula. BodyArmor telah berkembang menjadi minuman olahraga nomor dua secara nasional dengan nilai $40 miliar. Pada Februari 2021 menghasilkan lebih dari US$ 1 miliar dalam penjualan ritel. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Coca-Cola mengakuisisi perusahaan minuman bersoda premium Topo Chico, meluncurkan energi bermerek Coke pertama. Lalu menghabiskan US$ 5,1 miliar untuk membeli Costa Coffee dan mengakuisisi sisa saham di Fairlife. 

Sementara itu, para pesaingnya, PepsiCo berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan bersih sebesar 11,6% US$ 20,19 miliar pada kuartal III 2021. Nilai itu di atas perkirakan analis sebesar US$ 19,39 miliar.  

Baca Juga: Krisis ekonomi Korea Utara: Gunakan kupon pengganti uang hingga konsumsi angsa hias

Dengan realisasi itu, perusahaan menargetkan pendapatan organik dapat tumbuh 8% sepanjang tahun 2021. Oleh karena itu, PepsiCo akan menaikkan harga karena pengeluaran yang lebih besar untuk distribusi dan pemasaran. 

PepsiCo telah menaikkan harga minuman soda dan makanan ringannya dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini dibarengi strategi industri makanan kemasan yang lebih luas karena kenaikan harga bahan baku menekan margin perusahaan. 

Selanjutnya: Malaysia akan membeli vaksin COVID-19 Pfizer untuk anak-anak berusia 5-11 tahun

Editor: Tendi Mahadi