Coca Cola sudah ada di Myanmar, Pepsi ingin masuk



YANGOON. Kemarin (10/9) Coca Cola Co telah mengirimkan minuman cola pertamanya ke konsumen di Myanmar. Ini merupakan pengiriman perdana ke negeri itu sejak 60 tahun lebih.

Coca Cola berekspansi ke Myanmar setelah sanksi ekonomi AS atas negara itu dicabut. Perusahaan minuman ringan terbesar dunia tersebut bekerja sama dengan perusahaan lokal Pinya Manufacturing Co dalam menjual Coca Cola, Coca Cola Light, dan Sprite ke penjuru Myanmar.

Rivalnya, PepsiCo, bulan lalu mengatakan akan mengusahakan penjualan minuman ke Myanmar juga. Persaingan keduanya bakal berlangsung sengit lagi di negara tujuan pemasaran mereka yang terbaru ini.


Coca Cola sedang menyiapkan pendirian perusahaan produsen di Myanmar. Bersama Pinya, ia berniat memulai produksi di Myanmar sesegera mungkin.

Menurut pernyataan tanggal 6 September di situ Presiden Myanmer Thein Sein, Coca Cola diproyeksikan akan berinvestasi US$ 100 juta di Myanmar dalam tiga tahun. Investasi tersebut dapat menciptakan 2.000 lapangan kerja baru bagi warga setempat.

Pernyataan itu mengutip David Carden, duta besar AS untuk ASEAN.

Jurubicara Coca Cola sendiri belum bersedia mengonfirmasi nilai investasi itu. Ia mengatakan masih terlalu dini untuk menyebut berapa yang akan dibelanjakan perusahaan di Myanmar. Namun ia menegaskan rencana perusahaan untuk menginvestasi modal berjumlah besar selama tahun-tahun mendatang.

Juni lalu, Coke juga mengumumkan hibah senilai US$ 3 juta dari yayasan sosialnya untuk LSM lokal yang mendukung pemberdayaan ekonomi wanita dan penciptaan lapangan kerja di seluruh Myanmar.

Editor: