Sebentar lagi rakyat Indonesia akan melangsungkan hajatan superakbar: pemilihan umum (pemilu) 2019. Masa kampanye pemilu tahun ini berlangsung panjang, lebih dari enam bulan. Banyak orang menganggap masa kampanye panjang ini turut andil membentuk perkubuan tajam pendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres). Memang, tak bisa kita pungkiri, perkubuan politik saat ini merupakan kelanjutan perkubuan serupa pada pemilu 2014. Kesamaan kandidat presiden waktu itu dengan capres pemilu sekarang (Joko Widodo dan Prabowo Subianto) seolah tak mengubah peta dukungan. Nah, di saat kita antusias menyambut pemilu 17 April sekaligus berharap-harap cemas tentang hasilnya, Dana Moneter Internasional merilis kabar mengejutkan. Kreditur global bernama resmi International Monetary Fund (IMF) itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 akan semakin landai.
Colekan dari IMF
Sebentar lagi rakyat Indonesia akan melangsungkan hajatan superakbar: pemilihan umum (pemilu) 2019. Masa kampanye pemilu tahun ini berlangsung panjang, lebih dari enam bulan. Banyak orang menganggap masa kampanye panjang ini turut andil membentuk perkubuan tajam pendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres). Memang, tak bisa kita pungkiri, perkubuan politik saat ini merupakan kelanjutan perkubuan serupa pada pemilu 2014. Kesamaan kandidat presiden waktu itu dengan capres pemilu sekarang (Joko Widodo dan Prabowo Subianto) seolah tak mengubah peta dukungan. Nah, di saat kita antusias menyambut pemilu 17 April sekaligus berharap-harap cemas tentang hasilnya, Dana Moneter Internasional merilis kabar mengejutkan. Kreditur global bernama resmi International Monetary Fund (IMF) itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 akan semakin landai.