KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto, menyatakan jika larangan mudik Lebaran Tahun 2021 yang diberlakukan Pemerintah merupakan kesempatan bagi hotel di Jakarta bisa menaikkan tingkat okupansi. Dalam paparan yang berlangsung virtual, Ferry berkata jika saat ini hotel di Jakarta mulai menikmati keterisian yang mulai kembali naik, bila dibandingkan dengan akhir 2020 lalu. Hingga kini, tingkat hunian hotel di Jakarta hampir mendekati kondisi normal atau berada pada level 50%.
"Okupansi pasar hotel masih didominasi oleh sektor Pemerintah, tetapi yang patut diperhatikan pula, free independent traveler (FIT) juga ikut meningkat di masa pandemi. Kategori FIT ini adalah mereka yang datang ke hotel untuk staycation," ujarnya, Rabu (7/4).
Baca Juga: Mudik Lebaran dilarang, Pemprov DKI tutup 3 terminal bus kecuali Pulo Gebang Lebih lanjut, tingkat okupansi ini didominasi oleh sektor pemerintahan sebanyak 80% dan
free and independent traveler (FIT) menyumbang 20%. Ia melanjutkan, dengan meningkatnya keberadaan FIT tersebut, waktu sibuk yang terjadi di hotel pun bergeser dari hari kerja atau weekday menjadi akhir pekan atau
weekend. Ia menilai, dengan dilarangnya masyarakat untuk mudik diprediksi akan meningkatkan kunjungan masyarakat ke hotel di Jakarta. "Ketidakmampuan masyarakat yang ingin berlibur atau bepergian ke luar kota bisa memanfaatkan hotel untuk staycation ketimbang harus berada di rumah saja. Artinya, tren penurunan okupansi hotel yang kerap terjadi pada momen Lebaran justru diproyeksikan bakal mengalami kenaikan tahun ini," ujar dia. Oleh karena itu, adanya larangan mudik Lebaran 2021 menjadi momentum tepat bagi pebisnis perhotelan untuk melihat peluang tersebut. Ia menambahkan, kondisi sebaliknya terjadi di Bali, di mana hingga saat ini kondisi masih belum pulih. Hal ini disebabkan karena Bali bergantung pada wisatawan domestik.
Baca Juga: Kendaraan nekat mudik saat Lebaran 2021, ini yang bakal dilakukan polisi Bila dibandingkan dengan akhir tahun lalu, jumlah kunjungan ke hotel di Bali masih stagnan dan rendah. Jumlah kamar yang banyak dengan wisatawan yang rendah, membuat keterisian kamar rendah. Pengelola hotel lantas memperbanyak diskon. "Jika melihat hal tersebut, percepatan pengadaan vaksin di Bali perlu dilakukan. Ini juga untuk menyambut wisman juga pada Juli mendatang. Semoga pada kuartal III dan IV nanti akan ada perkembangan," tutup dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto