Commonwealth Bank dituduh melakukan pencucian uang



SIDNEY. Commonwealth Bank of Australia mengaku bertanggungjawab atas tuduhan pelanggaran undang-undang anti pencucian uang yang dilayangkan sejak pekan lalu. Ini lantaran terjadi kesalahan pengkodean pada perangkat lunak miliknya. 

Pemerintah Australia, pekan lalu menuduh Bank Commonewealth yang merupakan pemberi pinjaman hipotek terbesar di negara tersebut melanggar peraturan anti-pencucian uang dan anti-terorisme. Akibat tudingan ini, saham Commonwealt melemah. 

Isu ini bermula pada penggunaan mesin teller otomatis yang dapat menerima deposit secara langsung dengan uang tunai dan cek di  Bank Commonwealth. Layanan ini  juga melayani deposit anonim (IDM) sejak tahun 2012 silam. Keberadaan mesin tersebut mengundang tanya, terkait apakah bank bisa mengindentifikasi, memantau, dan melaporkan transfer dana lebih dari US$ 10.000 yang merupakan batas pelaporan Australia. 


Badan Intelijen Keuangan Australia (AUSTRAC) mengatakan, Commonwealt telah membuat 53.700 pelanggaran atas Undang-Undang Anti-Pencucian Uang dan Anti-Terorisme. 

Kesalahan pengkodean

Commonwealth Bank membela diri atas tuduhan tersebut. Bank tersebut menegaskan, Senin (7/8),  ada kesalahan pengkodean dalam update perangkat lunak yang telah diinstal pada akhir 2012. Alhasil, mesin tidak membuat laporan transaksi yang diperlukan atau disebut laporan transaksi ambang batas alias threshold transaction reports (TTRs). 

Commonwealth Bank menyatakan kesalahan itu tidak diketahui sampai tahun 2015. "Dalam waktu satu bulan setelah menemukan, kami memberi tahu AUSTRAC dan menyampaikan TTRs yang hilang. Kami juga telah memperbaiki masalah pengkodean," ujar Commonwealth Bank dalam sebuah pernyatan dikutip Reuters. 

Sebagian besar 53.000 klaim kegagalan pelaporan yang dituduhkan dalam pernyataan lantaran kesalahan pengkodean ini. "Kami menyadari bahwa ada dugaan serius lainnya dalam klaim yang tidak terkait dengan TTRs tersebut," ujar dia. 

Kasus ini menjadi yang terbesar yang ditangani AUSTRAC dan pertama kali melibatkan bank besar. AUSTRAC menuduh, uang tunai yang disimpan menggunakan nama palsu dan dana masuk ke sindikasi impor obat bius. Kepala Eksekutif CBA Ian Narev kepada The Australia Financial Review menegaskan akan menyelesaikan masalah ini dan memastikan petinggi perusahaan bekerja sesuai dengan peraturan.

Commonwealth Bank diperkirakan terancam denda puluhan miliar dollar jika terbukti bersalah. Hukuman maksimal dalam pelanggaran UU anti-pencucian uang dan anti-terorisme adalah A$ 18 juta per pelanggaran. 

Commonwealth Bank mengatakan, IDM telah bekerja dengan benar sejak September 2015. Bank ini menegaskan, dari 53.000 pelanggaran, otoritas harus adil dalam menegakkan hukum.

Editor: Rizki Caturini