KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (
CCSI) targetkan proyek fiber
optic submarine cable (Proyek FO Submarine) bisa dimulai tahun ini, sehingga kontribusi proyek tersebut bisa mulai dirasakan minimal tahun depan. Sebagaimana diketahui, Perusahaan kabel serat optik tersebut berencana mengembangkan usaha baru dengan memulai proyek
fiber optic submarine cable (Proyek FO Submarine) untuk periode 2019-2020. Dalam jangka waktu tersebut, CCSI akan membangun kabel serat optik bawah laut sepanjang 50 kilometer hingga 60 kilometer yang menyambungkan dua pulau.
Berbeda dengan produk lainnya yang dibuat sesuai pesanan, kabel laut ini dibangun untuk kemudian disewakan. CCSI juga menyiapkan belanja modal (capex) sebanyak Rp 46,5 miliar di 2019, salah satunya akan digunakan untuk membangun Proyek FO Submarine tersebut. "Kami menganggarkan capex untuk perluasan usaha, menyediakan jaringan dark fiber sebagai jalur utama atau alternatif bagi perusahaan telekomunikasi," ungkapnya. Mengenai Proyek FO Submarine sendiri, lokasi penempatan proyek telah disepakati, hanya saja perusahaan enggan untuk menyatakan lokasi pastinya, karena alasan kompetisi. Peter mengklaim bahwa pembangunan jaringan
dark fiber adalah strategi CCSI untuk mendapat
recurring income, disamping meningkatkan kinerja keuangan. "Proyek FO Submarine direncanakan mulai tahun ini. Penggunaan capex sendiri, akan disesuaikan dengan rencana pekerjaan," tandasnya. CCSI mengklaim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mampu memproduksi kabel serat optik bawah laut dan satu-satunya yang bersertifikat internasional. Sebelumnya, manajemen CCSI mengungkapkan bahwa Proyek FO Submarine ini belum akan berkontribusi terhadap pendapatan perusahaan di 2019, dan diperkirakan baru akan tampak di tahun berikutnya. Asal tahu saja, harga saham CCSI saat ini masih berada di area
bearish. Sejak menginjakkan kaki di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat jalur
initial public offering (IPO) pada 18 Juni 2019, sahamnya sudah terdepresiasi sebanyak 3,54% dan kini berada di level Rp 218 per saham. Lewat IPO, perusahaan kabel serat optik
(fiber optic cable) tersebut berharap bisa memperoleh dana segar sebanyak Rp 50 miliar. Adapun harga penawaran awal CCSI pada saat IPO yakni Rp 250 per saham, dan sempat melejit 40% ke level Rp 350 per saham. CCSI menawarkan 200 juta saham yang setara dengan 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Dalam pencatatan saham ini, CCSI menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sekitar 93% dari dana IPO ini rencananya akan digunakan untuk belanja modal, termasuk untuk mengeksekusi Proyek FO Submarine. Sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja ketika proyek tersebut sudah beroperasi. Perusahaan ini menjadi salah satu pemasok kabel laut serat optik, kabel darat, dan pipa HDPE untuk mega-proyek pemerintah Palapa Ring. Perusahaan tersebut berdiri sejak 1996, dengan nama awal PT Siemens Kabel Optik. Selanjutnya, pada 2002 perusahaan itu berganti nama menjadi CCSI seiring dengan pengambil alihan perusahaan oleh PT Corning International Inc dari saham Siemens. Lalu, pada 2005 saham Corning diambil alih oleh CCS International Limited. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .