KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia mengambil langkah sistematis dan inovatif dalam mencapai
net carbon sink atau penyerapan karbon bersih sektor kehutanan dan lahan di tahun 2030. Jokowi menyampaikan, Indonesia memadukan pertimbangan ekonomi dan sosial. Serta kerja sama dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan berkelanjutan. Sektor kehutanan dipilih karena 34% desa di Indonesia berada di perbatasan atau dalam hutan, dan jutaan masyarakat Indonesia bergantung dari sektor kehutanan. Untuk penuhi target tersebut, Indonesia mengambil langkah sistematis dan inovatif.
Di hadapan para pemimpin negara, Presiden Jokowi menjelaskan upaya yang telah dilakukan Indonesia guna mencapai hal tersebut.
Baca Juga: Jokowi Bertemu Sekjen PBB Antonio Guterres di Dubai, Ini yang Dibahas Jokowi mengatakan bahwa salah satunya Indonesia telah menerapkan moratorium permanen pembukaan hutan mencakup sekitar 66 juta hektare hutan primer dan lahan gambut sejak tahun 2019. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta hektare lahan terdegradasi dan 3 juta Ha lahan gambut. Tahun depan, Indonesia menargetkan rehabilitasi 600 ribu hektare lahan mangrove. "Sekarang hasilnya mulai terasa, tingkat deforestasi Indonesia berkurang 75%, terendah dalam 20 tahun terakhir," ujar Jokowi dalam World Climate Action Summit (WCAS) COP28 di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), Sabtu (2/12). Jokowi menekankan bahwa hutan dan lahan harus menjadi bagian dari aksi iklim melalui sejumlah perspektif. Jokowi menyampaikan pentingnya mobilisasi dukungan negara berkembang dalam mengelola hutan dan lahan secara berkelanjutan. Dukungan tersebut harus country-driven berdasar kebutuhan riil negara pemilik hutan. "Kami apresiasi dukungan PEA membangun Mohamed bin Zayed International Mangrove Research Center di Indonesia," kata Jokowi. Selanjutnya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa hambatan perdagangan bukan merupakan upaya dalam mengatasi perubahan iklim. Presiden Jokowi menyebut, kedua hal tersebut dapat maju secara berdampingan.
Baca Juga: Ini Isi Pertemuan Jokowi Dengan Perdana Menteri Norwegia di COP28 Dubai Ini penting untuk membangun trust dan kolaborasi antara global north dan global south. Serta dorong pembangunan berkelanjutan negara berkembang.
Selain itu, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin negara untuk terus berkolaborasi dan menginisiasi kerja sama kehutanan. Presiden Jokowi pun menyampaikan bahwa Indonesia terbuka untuk berbagi pengalaman dalam pengelolaan hutan dan lahan. "Indonesia telah inisiasi kerjasama trilateral kehutanan, Indonesia, Brasil, dan Republik Demokratik Kongo. Dan kami juga siap untuk berbagi pengalaman dan knowledge dalam pengelolaan hutan dan lahan," pungkas Jokowi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari