KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis oleh Nikkei dan IHS Markit, peringkat PMI Indonesia mengalami kenaikan menjadi peringkat ke tiga di ASEAN, walaupun pertumbuhannya marginal atau hanya sedikit di atas 50. "Faktor pendorong Indonesia bisa naik yah karena demand domestic kita yang besar. Untuk ekspor dari awal tahun 2018 sebetulnya terus mengalami penurunan order, tetapi dari dalam negeri demand-nya mengalami penguatan, terutama sejak kuartal II-2018. Sehingga, demand domestics ini yang menopang produksi manufaktur, jadi masih tetap bertahan di atas 50," ujar Muhammad Faisal, ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Selasa (6/11). Tetapi di sisi lain, dalam indeks manufaktur, Indonesia mengalami penurunan dari 50,7 ke 50,5. Faisal menilai, hal tersebut dikarenakan adanya pelemahan nilai tukar rupiah. Sebab, industri di Indonesia banyak yang membeli bahan baku dari luar negeri.
Core: Indeks manufaktur Indonesia naik ditopang demand domestic
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis oleh Nikkei dan IHS Markit, peringkat PMI Indonesia mengalami kenaikan menjadi peringkat ke tiga di ASEAN, walaupun pertumbuhannya marginal atau hanya sedikit di atas 50. "Faktor pendorong Indonesia bisa naik yah karena demand domestic kita yang besar. Untuk ekspor dari awal tahun 2018 sebetulnya terus mengalami penurunan order, tetapi dari dalam negeri demand-nya mengalami penguatan, terutama sejak kuartal II-2018. Sehingga, demand domestics ini yang menopang produksi manufaktur, jadi masih tetap bertahan di atas 50," ujar Muhammad Faisal, ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Selasa (6/11). Tetapi di sisi lain, dalam indeks manufaktur, Indonesia mengalami penurunan dari 50,7 ke 50,5. Faisal menilai, hal tersebut dikarenakan adanya pelemahan nilai tukar rupiah. Sebab, industri di Indonesia banyak yang membeli bahan baku dari luar negeri.