CORE Sebut Utang Pemerintah Tak akan Naik Signifikan, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah utang pemerintah diperkirakan tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan Anggran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mengalami surplus selama 6 bulan pada tahun ini.

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, faktor yang memengaruhi jumlah utang pemerintah yang tidak akan meningkat signifikan karena penerimaan negara relatif masih mengalami pertumbuhan sampai dengan Mei 2023.

Baca Juga: Utang Pemerintah Kembali Turun, Per Mei 2023 Sebesar Rp 7.787,51 Triliun


“Sehingga saya kira sampai dengan sisa akhir tahun pertumbuhan dari penerimaan negara terutama dari sektor pajak itu masih akan berada pada level yang positif,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (2/7).

Sementara itu, di sisi lain realisasi belanja pemerintah juga masih akan mengikuti trend pertumbuhan yang baik. Sehingga dengan konfigurasi demikian, Yusuf memperkirakan defisit anggaran akan berada pada level yang ditargetkan oleh pemerintah, yakni 2,84% dari produk domestik bruto (PDB).

“Oleh karena itu pemerintah tidak akan melakukan penambahan pembelian utang kembali yang akan berdampak terhadap penambahan jumlah utang di akhir tahun nanti,” terangnya.

Untuk diketahui, mengutip buku APBN KITA edisi Juni 2023, total utang pemerintah sebesar Rp 7.787,51 triliun, turun sekitar Rp 62,38 triliun dari posisi April 2023 yang sebesar Rp 7.849,89 triliun.

Baca Juga: Ini Alasan Bahlil Lega Indonesia Tidak Punya Utang IMF

Penurunan utang per akhir Mei itu turun lebih tajam ketimbang penurunan utang pemerintah pada April. Selain itu, pada Maret 2023 total utang pemerintah turun sekitar Rp 29,18 triliun dibandingkan bulan sebelumnya Rp 7.879,07 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto