Corona belum reda, komoditas logam industri lepas dulu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semakin lebarnya sebaran virus corona berdampak signifikan bagi prospek pergerakan harga komoditas dasar, termasuk harga timah dan nikel. Prediksinya, harga kedua komoditas logam tersebut masih akan melorot.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan, secara umum pergerakan harga komoditi industri masih dalam tekanan karena efek virus corona. Menurut dia, tekanan sentimen corona masih belum hilang dan masih akan berlangsung ke depan. Apalagi persebarannya saat ini semakin meluas hingga di luar China.

"Wabah ini diprediksi melambatkan perekonomian global. Artinya, aktivitas industri juga akan menurun," ungkap Ariston kepada Kontan.co.id, Jumat (28/2).


Baca Juga: Paus Fransiskus tunda audiensi pada hari Jumat setelah dikabarkan terserang flu

Alhasil, Ariston mengungkapkan pergerakan harga bahan baku diyakini akan menurun, sejalan dengan rendahnya jumlah permintaan. Menurut dia, sepanjang belum ada perkembangan positif dari penanganan virus corona, harga komoditas dasar masih akan turun.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (27/2) harga timah untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) tercatat melorot 2% ke level US$ 16.345 per ton dibandingkan hari sebelumnya. Sedangkan untuk harga nikel untuk pengiriman tiga bulan di LME menyentuh level terendah sejak akhir 28 Agustus 2019 di level US$ 12.375 per ons troi, kemarin.

Ariston memperkirakan, harga timah bertahan di bawah US$ 17.000 per ton dan untuk nikel bertahan di bawah US$ 13.000 per ton. Kondisi tersebut sejalan dengan pergerakan harga kedua komoditas yang saat ini masih menunjukkan tren strong bearish.

Baca Juga: Level CDS naik 32% masih karena virus corona

"Sementara, lepas dari komoditi industri dulu, hingga berita mengenai corona membaik. Apalagi harga masih memperlihatkan tekanan turun," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati