Corona pengaruhi Kinerja, Mandiri Tunas Finance lakukan beberapa strategi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah corona yang masih belum tertuntaskan membuat perusahaan pembiayaan ikut merancang strategi guna mempertahankan bisnisnya, tak terkecuali PT Mandiri Tunas Finance (MTF).

Direktur Mandiri Tunas Finance Harjanto Tjitohardjojo menyebutkan, dalam menjaga bisnis pihaknya memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak pandemi covid-19. Menurutnya, restrukturisasi penting dilakukan guna menyelamatkan kualitas kredit perusahaan serta meringankan beban nasabah.

Baca Juga: Penunjukan bank jangkar masih belum final


Harjanto menambahkan, sejak adanya pandemi kegiatan penjualan pun ikut mengalami penurunan. Oleh karenanya, saat ini perusahaan tengah melakukan pembatasan pembiayaan baru di masa pandemi.

Ia mengatakan, saat ini segmen pembiayaan fokus kepada nasabah payroll dari perusahaan dengan sektor industri yang tidak terdampak.

Menurutnya, langkah tersebut diambil agar kualitas kredit dan likuiditas cashflow tetap terjaga, sehingga perusahaan telah memanfaatkan teknologi untuk menggarap nasabah dari channel digital dan bekerjasama dengan dealer online guna menjaga eksistensi perusahaan.

“Tak hanya itu, sejak adanya pandemi kegiatan pembayaran angsuran oleh nasabah juga mengalami kendala, dimana beberapa nasabah mengalami dampak dari segi finansial dan tidak bisa memenuhi kewajiban pembayaran angsuran,” ujarnya, Rabu (13/5).

Baca Juga: Tunggu PMK, pemerintah siap salurkan subsidi bunga ke debitur bank dan multifinance

Pada Maret lalu MTF mampu membukukan pembiayaan Rp 7,3 triliun. Harjanto bilang, hal itu dikarenakan masih ada pipeline pembiayaan pada bulan sebelumnya. Namun, dari sisi collection fokus untuk memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak.

“Hingga April, pembiayaan baru MTF mulai mengalami penurunan sekitar 14% YoY, hal itu dikarenakan adanya kebijakan pembatasan untuk menghindari risiko yang lebih besar. Perlu diketahui, di saat yang bersamaan pula dari sisi penjualan mobil ikut mengalami penurunan. Oleh sebabnya, beberapa produksi mobil mulai dihentikan dan dealer tidak bisa melakukan penjualan karena PSBB,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi