KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan investasi minyak dan gas bumi (migas) yang masih rendah pada semester I-2018 bukan tanpa alasan. Banyak proyek migas yang memang nilai investasinya dipangkas dengan alasan akan menghemat cost recovery. Realisasi investasi migas baru mencapai US$ 3,9 miliar atau sekitar 27% dari target sebesar US$ 14,2 miliar. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengungkapkan, nilai investasi migas yang selama ini dipangkas demi menyelamatkan uang negara. Sebab, sebagian besar proyek migas itu masih menggunakan skema bagi hasil cost recovery. "Itu kami potong, uangnya kembali ke negara," ungkap dia saat berkunjung ke Kantor Redaksi KONTAN, kemarin. Misalnya, investasi Blok Jambaran-Tiung Biru yang dipangkas dari US$ 2,1 miliar menjadi US$ 1,5 miliar. "Itu turun tidak nilai investasinya? Ya turun. Akan tetapi berapa dana yang dihemat untuk cost recovery? Hampir US$ 600 juta. Lalu produksi turun tidak? Diupayakan tidak nantinya," imbuh Arcandra.
Cost recovery migas terus ditekan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan investasi minyak dan gas bumi (migas) yang masih rendah pada semester I-2018 bukan tanpa alasan. Banyak proyek migas yang memang nilai investasinya dipangkas dengan alasan akan menghemat cost recovery. Realisasi investasi migas baru mencapai US$ 3,9 miliar atau sekitar 27% dari target sebesar US$ 14,2 miliar. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengungkapkan, nilai investasi migas yang selama ini dipangkas demi menyelamatkan uang negara. Sebab, sebagian besar proyek migas itu masih menggunakan skema bagi hasil cost recovery. "Itu kami potong, uangnya kembali ke negara," ungkap dia saat berkunjung ke Kantor Redaksi KONTAN, kemarin. Misalnya, investasi Blok Jambaran-Tiung Biru yang dipangkas dari US$ 2,1 miliar menjadi US$ 1,5 miliar. "Itu turun tidak nilai investasinya? Ya turun. Akan tetapi berapa dana yang dihemat untuk cost recovery? Hampir US$ 600 juta. Lalu produksi turun tidak? Diupayakan tidak nantinya," imbuh Arcandra.